JAKARTA – Anggota International Assocaiton of Sports Law, Hinca Ikara Putra Panjaitan XIII mengapresiasi upaya pemerintah dalam membenahi PSSI. Akan tetapi, Ia menilai langkah itu tak boleh dilakukan terus-menerus.
Diketahui, pemerintah melalui Presiden Joko Widodo merestui dua menterinya menjadi petinggi federasi sepak bola tanah air. Mereka ialah Menteri BUMN, Erick Thohir dan Zainuddin Amali yang menjabat sebagai Menpora.
Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI berkat raihan 64 suara dalam Kongres Luar Biasa (KLB). Sedangkan, Zainuddin Amali terpilih sebagai Wakil Ketua Umum bersama Ratu Tisha Destria per 16 Februari 2023.
Menariknya, Zainuddin Amali harus di-reshuffle oleh Ariobimo Nandito Ariotedjo pada 3 April 2023. Beda cerita dengan Erick Thohir yang diizinkan rangkap jabatan sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI.
Meski begitu, Hinca Panjaitan menilai sosok Erick Thohir telah tepat untuk membenahi sepak bola nasional. Sehingga, Ia pun mengapresiasi langkah pemerintah yang menaruh dua menteri menjadi petinggi PSSI.
“Saya menangkap, ini memang hal yang positif karena serius mengurus sepak bola. Tetapi, ini gak boleh lama-lama karena sesungguhnya sepak bola urusan rakyat,” ungkap Hinca saat sesi wawancara khsusus bersama Herald.Id pada Rabu, 28 Juni 2023.
“Sepak bola bukan urusan negara, bukan urusan pemerintah. Bermain bola itu adalah hak rakyat. Kewajiban negara adalah menyediakan infrastrukturnya agar rakyat bisa bermain bola,” tambah eks Plt Ketum PSSI pada 2016 ini.
Hinca memandang, pemerintah telah melakukan ‘cawe-cawe’ di internal PSSI. Sehingga, sosok-sosok yang telah memahami seluk beluk sepak bola (pemain dan pelatih) tidak diberi ruang untuk berperan.
“PSSI kita masih belum terang tentang cawe-cawe dari pejabat negara, termasuk presiden. Per hari ini, kita masih belum dapat mengharapkan yang ideal itu. Presiden pun harus ikut campur tangan,” tutur Hinca.
“Menteri BUMN, Erick Thohir pun diminta menjadi Ketua Umum PSSI. Padahal dia pembantunya presiden. Bahkan, Wakil Ketua Umumnya juga terpaksa harus mundur dari Menteri Pemuda dan Olahraga,” pungkasnya.
Komentar Hinca tersebut pun terbilang rasional. Pasalnya, PSSI pernah dibekukan oleh FIFA per tanggal 30 Mei 2015 hingga 13 Mei 2016. Itu karena intervensi pemerintah lewat Menpora yang mencoba menangani perebutan kekuasaan di internal federasi sepak bola nasional. (sat)