x

Presiden Prabowo Puji Efektivitas Operasi Modifikasi Cuaca yang Berhasil Cegah Penyebaran Asap Lintas Batas Negara

waktu baca 3 menit
Senin, 4 Agu 2025 10:19 18 Dhanis Iswara

TODAYNEWS.ID – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dinilai mampu menekan secara signifikan jumlah titik panas (hotspot) dan mencegah penyebaran asap lintas batas negara.

Dalam siaran resmi BMKG, pada Senin (4/7/2025), Presiden menegaskan bahwa pendekatan ilmiah berbasis teknologi seperti OMC harus menjadi garda depan dalam mitigasi bencana ekologis nasional.

“Saya mendukung penuh langkah-langkah terpadu yang telah dilakukan. OMC terbukti menjadi instrumen efektif dalam mengendalikan kebakaran dan mencegah bencana asap lintas batas yang dapat merugikan Indonesia di tingkat regional,” ujar Presiden Prabowo dalam arahannya pada forum penanganan Karhutla di Kalimantan Barat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan, menyampaikan bahwa hasil nyata ini adalah buah kerja kolaboratif dari seluruh elemen yang tergabung dalam Desk Penanganan Karhutla.

Menurutnya penting untuk terus berkoordinasi antara BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.

“Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci utama keberhasilan ini. Kita tidak bisa bekerja sektoral, harus lintas institusi dan lintas wilayah,” ungkapnya saat Rapat Terbatas Penanganan Karhutla di Kantor Gubernur Kalbar.

Sedangkan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa OMC yang dilakukan BMKG bersama mitra kementerian/lembaga telah memberikan hasil signifikan dalam menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

“OMC mampu menurunkan potensi kebakaran secara signifikan melalui penyemaian awan yang ditargetkan berdasarkan data cuaca dan iklim terkini. Pemantauan intensif dilakukan melalui satelit untuk memetakan hotspot dan potensi pembentukan awan hujan,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini, curah hujan tercatat berada di atas rata-rata curah hujan 30 tahun terakhir. Kondisi ini membuka peluang besar untuk mengoptimalkan OMC dalam mempercepat terbentuknya hujan buatan.

“Sejak 1 Agustus, OMC di Kalbar dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memaksimalkan pertumbuhan awan hujan. Pun, di Riau, OMC dilakukan sejak pagi hingga malam,” jelasnya.

Dwikorita menambahkan, hingga 3 Agustus 2025 siang, telah dilakukan 27 sorti penyemaian awan dengan total 26,4 ton bahan semai NaCl. Hasilnya, tidak ditemukan hotspot kategori high confidence maupun sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat.

“Ini capaian yang sangat positif dan harus dijaga konsistensinya. Bukti bahwa pendekatan ilmiah memberikan dampak nyata di lapangan,” tegasnya.

Keberhasilan OMC saat ini, lanjutnya, tak lepas dari langkah antisipatif yang telah disiapkan BMKG sejak awal. Sejak musim hujan di bulan April, BMKG telah melakukan analisis dan prediksi musim kemarau serta potensi karhutla.

Hasil prediksi tersebut secara rutin dilaporkan kepada Presiden, dengan tembusan kepada kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah yang wilayahnya diprediksi rawan karhutla.

Post Views19 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Iklan

    Pilkada & Pilpres

    INSTAGRAM

    2 hours ago
    2 hours ago
    9 hours ago
    21 hours ago

    LAINNYA
    x