Jakarta – Kongres PSSI telah berlangsung siang ini pukul 11.40 wib di Hotel Shangrila Jakarta, Kamis (16/02) dengan agenda pemilihan ketua umum PSSI dan jajarannya. Perhitungan suara yang sangat-sangat
Sedangkan perolehan hasil baru dihitung mulai pukul 12.40 wib. Perhitungan suara secara mengejutkan memberikan hasil 64 voter memilih Erick Tohir. Sebaliknya, La Nyalla memperoleh hasil 22 suara.
“Saya mengakui kekalahan, dan saya akan tetap mengawal sepakbola Indonesia. Selamat buat Erick Tohir, saya berharap mas Erick tidak melibatkan mafia bola. Jika itu terjadi saya rasa akan ada KLB kembali,”tegas La Nyalla.
Sikap kesatria ditunjukkan La Nyalla Mattalitti ihwal hasil voting pemilihan ketua umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2023. Ketua DPD Republik Indonesia ini secara legawa menerima kekalahannya dari Erick Thohir dalam pemilihan tersebut. La Nyalla mengaku tak kecewa dengan kekalahannya tersebut. Ia menyebut bahwa hasil ini merupakan yang terbaik baginya.
“Biasa saja. Kan saya sudah katakan ini takdir. Jadi saya sudah katakan ini yang terbaik buat saya,” tutur La Nyalla.
La Nyalla sendiri memastikan tak risau dengan tak terpilihnya ia pada ajang ini. Ia mengaku masih memiliki sejumlah kesibukan lain saat ini.
“Saya sebagai Ketua DPD-RI dan Muay Thai. Jadi, masih banyak tugas bagi saya,” katanya.
Secara mengejutkan nama Erick Tohir mewarnai Caketum sejak pendaftaran. Persaingan secara sehat ini terjadi ketika ketua DPD RI La Nyalla juga ikut mencalonkan namanya di papan nama Caketum PSSI, bulan lalu.
Ketum PSSI,Erick Tohir menambahkan,”terima kasih yang telah memilih saya, voters dan masyarakat Indonesia,serta semua elemen sepakbola.”
Kemenangan hari ini, belum menjadi kemenangan saya. Tetapi ini harus kita buktikan menjadi kemenangan bersama dengan membangun sepakbola yang bersih dan berprestasi.
“Membangun sepakbola Indonesia tidak perlu teori tapi butuh nyali. Hari ini kita tidak bicara nyali lagi,tapi kita buktikan nyali untuk berprestasi,”tegas Erick kepada wartawan.
Saya berharap ini menjadi tujuan bersama baru bicara prestasi. Tidak mungkin bicara prestasi kalo sepakbola tidak bersih.
“Tugas terberat 94 hari lagi,kita menghadapi kejuaraan dunia U-20. Ini event terbesar kedua dari FIFA. Dan tidak mungkin 10 tahun sekali Indonesia mendapat giliran tuan rumah,”ujar Erick.
Martabat negara kita dipertaruhkan dalam event tersebut. Dan untuk timnas Indonesia saya akan berbicara kepada pelatih,pemain apa yang kita bisa support untuk mereka. Tidak mudah namun kita berikan yang terbaik.(ras)