Jakarta – International (GTSI). Perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Humpuss ini telah memiliki teknologi dan kru berkualitas setara operator transportasi LNG asing. Di sisi lain, bisnis transportasi LNG domestik mulai bergeliat sejak 2015, ketika GTSI berpartisipasi dalam proyek LNG Benoa.
Setahun kemudian, GTSI pun berpartisipasi dalam proyek FSRU Jawa Satu dimana GTSI memiliki saham sebesar 25%, dan sejak saat itu perusahaan itu terus berpartisipasi menyuplai kebutuhan LNG beskala kecil ke berbagai daerah, dengan kapal-kapal kecil yang mampu menjelajahi perairan dangkal berkedalaman 10 meter.
PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan, transportasi laut dalam negeri dan luar negeri untuk barang khusus dan aktivitas perusahaan holding.
Perseroan berdiri pada tahun 2013 sebagai embrio bisnis yang dicetuskan oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) ketika mendirikan divisi angkutan gas alam cair (LNG), yang pada awalnya HITS hanya mengoperasikan 1 LNG Vessel dengan kapasitas 136.000 m3. Seiring dengan pertumbuhan permintaan terhadap jumlah kargo angkutan, HITS pun terus menambah kapasitas angkut hingga total mencapai 328.500 m3.
“Potensi industri dan usaha ini yang masih cukup menjanjikan, meski tahun 2022 tidak mudah dilewati dan mempunyai berbagai tantangan, GTSI terus berfokus dalam meningkatkan kelancaran operasional serta kepercayaan pelanggan atas layanan Perseroan,” papar Direktur GTSI, Dandun Widodo
PT. GTS Internasional Tbk mencatatkan kinerja yang cukup baik pada tahun 2022. Berdasarkan paparan kinerja 2022 yang dilakukan di hotel Grand Melia Jakarta, Jumat (12/5/2023), perseroan sukses mencetak kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun 2021.
Sejak 2021, pasar gas alam cair global telah mengetat dan konsumsi gas global diperkirakan akan menurun sebesar 0,8% di tahun 2022 sebagai dampak dari kontraksi sebesar 10% di Eropa dan tidak adanya perubahan dalam permintaan di daerah Asia Pasifik. Konsumsi gas secara global diprediksi hanya akan bertumbuh sebesar 0,4% di tahun 2023, tetapi prospek ini juga akan terpengaruh oleh berbagai ketidakpastian.
“Untuk proyeksi dari PT GTS Internasional ini cukup bagus dan potensi positif karena pemerintah sekarang ini membangun energi baru, karena dari LNG ini merupakan salah satu sumber energi pemerintah untuk mencapai energi terbaru. Terlebih perusahaan ini memiliki pasca pasar yang cukup besar dan memiliki performa keuangan yang sehat juga. Disatu sisi juga ada tantangan dari kenaikan harga komiditas seperti bahan bakar mungkin bisa menjadi beban, tetapi secara keseluruhan PT ini memiliki performa terbaik yang cukup positif,” ujar salah satu analyst yang di undang oleh PT. GTS International Tbk.
Meski demikian, industri gas alam cair di Indonesia di tahun 2023 diperkirakan masih akan lebih stabil dan tidak terlalu terpengaruh dengan pasokan dari Rusia. Gas bumi saat ini juga telah menjadi andalan proses transisi dari energi kotor ke energi bersih sehingga produk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat.
Selain itu, proyeksi pasar LNG Indonesia masih didominasi dengan rencana proyek regasifikasi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah dalam KepMen ESDM no 249/2022 tentang penunjukan PLN dalam melakukan migrasi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar LNG. Hal ini mencakup energi transisi dan energi bersih untuk beberapa pembangkit listrik di Indonesia.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap ketersediaan clean energy baik secara domestik maupun internasional, Perseroan yang bergerak dalam industri kapal pengangkutan dan infrastruktur LNG, siap melayani dengan terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara lingkungan hidup. (sat)