TODAYNEWS.ID — Proses pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali telah memasuki hari ke-11. Hingga Sabtu (12/7/2025), sebanyak 17 jenazah telah ditemukan oleh tim gabungan.
Dari jumlah tersebut, 15 jenazah telah berhasil diidentifikasi. Dua sisanya masih dalam proses pencocokan data antemortem dan medis.
“Berdasarkan data dari DVI Polda Jatim, sudah ada 15 jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya yang berhasil diidentifikasi dan 2 jenazah masih proses,” jelas Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Dua jenazah yang masih diteliti memiliki nomor pemeriksaan DOKKES/PLENGKUNG/014 dan DOKKES/BLIMBINGSARI/017. Keduanya masuk ke pusat identifikasi antara 10 hingga 11 Juli dan diperiksa selama dua hari.
Abast memastikan proses identifikasi terus dilakukan secara cermat. Data properti pribadi dan catatan medis keluarga sangat membantu dalam proses pencocokan.
Di sisi lain, tim penyelam gabungan berhasil menemukan bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya. Temuan visual itu terekam lewat kamera bawah air pada Sabtu (12/7/2025).
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, membenarkan bahwa posisi kapal ditemukan dalam keadaan terbalik di dasar laut. Lokasinya berada pada titik referensi delapan yang kini ditetapkan sebagai titik tetap atau fix datum.
“Komandan Gugus Tempur Laut turut hadir di KRI Spica, mendampingi tim selam yang menurunkan peralatan kamera bawah air,” ujar Eko. “Kami berhasil mendapatkan visual kapal yang akan dijadikan sebagai data acuan atau fix datum,” tambahnya.
Dalam rekaman video terlihat nama kapal masih tampak meski kapal dalam posisi terbalik. Lokasi temuan juga telah dikonfirmasi oleh tim gabungan sebagai titik akurat keberadaan bangkai.
Eko mengungkapkan tim navigasi Kementerian Perhubungan telah diminta memperbarui data arus laut. Ia menyebutkan bahwa meski laporan awal menunjukkan arus rendah, kenyataannya arus permukaan bisa mencapai 5 hingga 7 knot.
“Tim kami mengambil sampel arus permukaan dan bawah permukaan saat pasang tertinggi dan surut terendah,” jelas Eko. Pengukuran dilakukan oleh tim hidrografi TNI AL.
Langkah selanjutnya adalah penandaan permanen posisi kapal dan penyebaran peringatan navigasi. Eko menekankan pentingnya penerbitan Notice to Mariners agar pelayaran di sekitar lokasi tetap aman.
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam saat berlayar dari Ketapang menuju Gilimanuk. Kapal milik PT Raputra Jaya ini membawa 53 penumpang dan 12 kru.
Dugaan awal menyebut kebocoran di ruang mesin menjadi penyebab kapal oleng dan terbalik. Tragedi ini menjadi sorotan nasional dan mengundang perhatian berbagai pihak.
Tidak ada komentar