x

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Minta Banjir Bandang di Puncak Bogor Segera Dikaji

waktu baca 2 menit
Senin, 3 Mar 2025 17:39 171 Afrizal Ilmi

BANDUNG, todaynews.id – Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi minta banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Bogor segera dikaji. Pasalnya banyak korban yang terdampak.

Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, terdapat sebanyak 423 jiwa di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, terdampak bencana banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.

BPBD mencatat banjir di Kabupaten Bogor melanda 10 desa dan 8 kecamatan, di antaranya merendam 257 rumah. Sebanyak 260 Kepala Keluarga dan 988 jiwa terdampak.

Terdapat dua kepala keluarga dan 8 jiwa mengungsi dan dilaporkan satu korban meninggal yang hanyut bernama Asep Mulyana (55).

“Saya belum mengetahui secara pasti penyebab utama meluapnya Sungai. Namun hal ini perlu segera dikaji agar solusi yang tepat dapat diambil,” ujar Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi yang biasa disebut KDM ini menegaskan bahwa alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor harus segera dihentikan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana lebih lanjut.

“Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan,” tegasnya.

KDM berencana akan berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti PTPN dan Perhutani Jabar, untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan yang telah berubah.

“Kita tidak boleh hanya memikirkan keuntungan ekonomi jangka pendek. Sejak zaman kolonial, Belanda menanam teh di kawasan ini bukan hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan dan perlindungan lahan,” katanya.

Tidak hanya itu, KDM juga menyoroti bencana pergeseran tanah yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 92 kepala keluarga terdampak, dengan 55 rumah mengalami kerusakan berat serta dua sarana ibadah yang ikut terdampak.

Saat ini, 45 kepala keluarga mengungsi di kantor desa, sementara 43 lainnya memilih tinggal di rumah kerabat terdekat.

Untuk mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang, ia mengusulkan perubahan desain hunian masyarakat dari rumah tembok ke rumah panggung, seperti yang diterapkan di kampung-kampung adat.

Rumah panggung dengan konstruksi yang tepat dapat lebih adaptif terhadap kondisi tanah yang labil. Selain itu, perlu dipastikan fasilitasnya tetap lengkap dan nyaman bagi masyarakat

Saat ini, Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial dan BPBD Jabar telah turun ke lokasi untuk memberikan bantuan logistik, termasuk air bersih dan toilet portabel.

“Kami memastikan kebutuhan warga terdampak, terutama kebutuhan pokok untuk sahur dan buka puasa selama Ramadan, tetap terpenuhi,” katanya.

KDM juga berharap warga yang terdampak bersedia direlokasi ke lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah desa, demi keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka.(Mohammad)

Post Views173 Total Count
LAINNYA
x