BOGOR – Pemerintah Kota Bogor akan menerapkan sistemkabel tanam bawah tanah untuk seluruh penyedia layanan dan fasilitas lain. Tujuannya, untuk memperindah kota, tanpa menurunkan kegiatan ekonomi masyarakat. Rencana ini diungkap Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdul Rachim, Rabu (22/2).
Rencana tersebut diungkapkan usai dia studi banding ke Semarang, Senin (20/2). Selama ini, Kota Semarang sudah menerapkan sistem ducting atau proyek prasarana pasif telekomunikasi. Wakil Wali Kota Bogor didampingi beberapa pejabat daerah untuk melihat langsung jalan utama Kota Semarang yang menerapkan sistem ducting atau kabel tanam bawah tanah, di antaranya Jalan Panandaran, Jalan Pemuda, dan Jalan Gajah Mada.
Jika tak meleset, akhir bulan ini titik-titik tersebut kabel-kabel yang melintang sudah tertanam di bawah tanah. Menurutnya, kabel di atas tanah mengganggu keindahan kota dan secara visual sangat tidak estetis. Maka, dia menegaskan pemasangan kabel atas, khususnya kabel fiber optik yang dilakukan operator maupun provider, tidak bisa dilakukan lagi ke depan secara semena-mena.
Menurut Dedie, Pemkot Bogor terus mencari solusi agar keindahan kota dan kegiatan ekonomi rakyat tidak menjadi permasalahan besar di kemudian hari. Meski begitu, dia mengakui rencana ini tidaklah mudah. Rencana penataan kabel-kabel sudah dibahas sejak 2019. Namun masih banyak kendala, terutama untuk menerapkan kabel tanam bawah tanah.
Ini melibatkan juga asosiasi-asosiasi, perusahaan jasa atau provider-provider yang menggunakan kabel fiber optik melalui lintasan atas. Ini juga harus dikoordinasikan dengan beberapa instansi, seperti Telkom, PGN, termasuk juga PLN dan PDAM. (sat)