TODAYNEWS.ID – Provinsi Jawa Tengah menjadi yang pertama sebagai pilot project Badan Pusat Statistik (BPS) RI, dalam peningkatan kualitas pencatatan dalam menyusun data statistik. Hal itu seiring dilakukannya penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan BPS RI, di Grhadika Bhakti Praja, Jumat (4/7/2025).
Penandatanganan nota kesepakatan dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dan Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti. Tujuannya untuk meningkatkan komitmen, kerja sama, dan sinergi kedua belah pihak, dalam penyediaan, pemanfaatan, dan pengembangan data serta informasi statistik, sebagai pengembangan daerah.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kesepakatan bersama tersebut. Sebab, keakuratan data BPS sangat penting untuk perkembangan wilayah. Sehingga, hal itu akan ditindaklanjuti ke seluruh kabupaten/ kota.
“Hari ini kita melakukan MoU terkait dengan data BPS. Kita sangat bersyukur sekali Jawa Tengah merupakan pilot proyek dan proyek dari BPS, untuk terkait dengan data. Ini penting untuk apa? Untuk dalam rangka perkembangan wilayah. Jadi, Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan kolaborasi dengan BPS Pusat, yang nanti akan kita jabarkan ke seluruh bupati/ wali kota,” jelasnya.
Luthfi menambahkan, untuk saat ini data yang paling urgent adalah investasi, industri, dan pertanian. Menurutnya, ketiga hal itu mampu menjadi pijakan peningkatan pembangunan di Jawa Tengah.
“Data-data ini perlu dalam rangka pondasi atau membuat suatu kebijakan publik yang diambil, baik itu provinsi maupun kabupaten/ kota. Ini untuk pertumbuhan ekonomi, dan ini selaras dengan kebijakan Bapak Mendagri,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, Jawa Tengah menjadi pilot project dalam penandatanganan kesepakatan peningkatan kualitas dalam pencatatan data statistik. Hal yang mendasari, salah satunya, Jawa Tengah merupakan bagian penting perekonomian Indonesia.
“Kami saat ini punya 7-8 provinsi pilot project, dan Jawa Tengah salah satunya. Jawa Tengah ini penting buat perekonomian Indonesia, karena sekitar sembilan persen dari PDB nasional itu disumbang oleh Jawa Tengah. Dan di Jawa Tengah pun, 1/3 dari ekonomi Jawa Tengah itu ternyata ditopang oleh sektor industri manufaktur, dan sekitar 14 persen dari ekonomi Jawa Tengah disumbang oleh pertanian,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Amalia mengapresiasi antusiasme Pemerintah Jawa Tengah atas kerja sama yang terjalin. Ke depan, diharapkan kerja sama tersebut dapat menghasilkan peningkatan kualitas data statistik, sehingga mampu menjadi basis kebijakan dalam pembangunan daerah.
“Kami sangat apresiasi atas sambutan yang hangat dari Provinsi Jawa Tengah, untuk BPS hadir di Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan kualitas data statistik. Supaya nanti lebih tepat dan lebih akurat. Sehingga nantinya data statistik ini bisa dijadikan basis bagi Bapak Gubernur dan jajarannya, untuk menghasilkan resep kebijakan yang lebih tepat. Kalau datanya bagus, resepnya akan tepat,” pungkasnya.
Tidak ada komentar