x

DBD Masih Jadi Ancaman, Pemkot Bandung Perangi Nyamuk Aedes dengan Teknologi Wolbachia

waktu baca 2 menit
Kamis, 10 Jul 2025 17:00 18 Asep Awaludin

TODAYNEWS.ID – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi Kota Bandung. Sepanjang tahun 2025, tercatat 1.653 kasus DBD dengan empat di antaranya berujung kematian.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun terus menggencarkan berbagai upaya preventif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif yang mengedepankan edukasi, pemberdayaan, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin dalam dialog publik “Bandung Siang Ini” Kamis 10 Juli 2025.

Ia menyampaikan, program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus menjadi salah satu pilar penting untuk memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor virus DBD.

“Kami ingin pendekatannya bukan hanya sektoral, tapi ecosentris semua unsur masyarakat, mulai dari RT, RW, kader kesehatan, hingga perangkat wilayah harus bergerak bersama,” ujar Erwin.

Upaya PSN Plus ini mencakup kampanye “Jumat 10 Menit”, yaitu kebiasaan rutin membersihkan lingkungan rumah setiap Jumat selama 10 menit.

Pemkot Bandung juga telah mengembangkan program “Satu Rumah Satu Jumantik”. Setiap rumah memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk melakukan pemeriksaan tempat penampungan air secara berkala.

Pemkot Bandung juga telah menerapkan teknologi biologis Wolbachia bakteri alami yang disuntikkan ke nyamuk jantan untuk menghambat reproduksi nyamuk penyebar virus DBD.

Uji coba awal di Kecamatan Ujungberung berhasil menurunkan potensi kasus, sehingga kini tengah dikembangkan ke kecamatan lain seperti Kiaracondong.

“Di Ujungberung, program ini sudah sukses. Sekarang kita ekspansi ke wilayah padat penduduk seperti Kiaracondong, karena di sana banyak saluran air dan genangan yang jadi tempat bersarang nyamuk,” terang Erwin.

Sedangkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam menerangkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada edukasi dan penerimaan masyarakat.

Ia menyayangkan masih adanya warga yang menyemprotkan obat anti-nyamuk (fogging) sendiri tanpa takaran dan prosedur yang tepat.

“Penyemprotan itu harus serentak dan menyeluruh, tidak boleh setengah-setengah. Kalau satu rumah menolak disemprot, ya nyamuknya lari ke sana. Itu tidak efektif,” jelasnya.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Pemkot Bandung berharap, masyarakat melaporkan tentang lokasi rawan DBD dan sampah liar yang menjadi sarang nyamuk agar segera ditindaklanjuti.

Masyarakat juga diimbau untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah ke sungai, dan melaporkan titik-titik genangan serta TPS liar yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Kita ingin Bandung keluar dari status endemis. Hari ini merah, insyaallah ke depan tidak merah lagi,” tutur Sony. ***

Post Views19 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x