x

Abu-Abu Warna Tim Merah Putih Ditengah Ketidakpastian Piala Asia 2023

waktu baca 4 menit
Sabtu, 21 Jan 2023 06:03 0 13 Today News Indonesia

Jakarta – Sebelum berhasil lolos ke Piala Asia 2023, sebetulnya timnas Indonesia sudah empat kali berhasil mencatatkan keikutsertaannya di ajang ini.

Catatan partisipasi itu terjadi pada edisi Piala Asia 1996 (Uni Emirat Arab), 2000 (Lebanon), 2004 (China), dan terakhir 2007 (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam).

Artinya, skuad Merah Putih berhasil tiga kali lolos ke putaran final Piala Asia via jalur kualifikasi. Adapun satu lainnya lolos karena berstatus sebagai tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Namun, keberadaan Indonesia di ajang Piala Asia seolah hanya jadi penggembira saja. Pasalnya, timnas selalu jadi bulan-bulanan para raksasa Asia.

Sementara itu, sejak Piala Asia bergulir pertama kali di Hong Kong pada 1959, Indonesia selalu absen. Penampilan pertamanya baru tercipta pada edisi 1996, yang berlangsung di Uni Emirat Arab.

Setelah empat kali beruntun tampil di ajang Piala Asia, yakni pada 1996, 2000, 2004, dan 2007, skuad Merah Putih kembali harus absen cukup lama.

Mereka gagal tampil pada dua kualifikasi berikutnya, yakni Piala Asia 2011 dan 2015, lalu pada edisi 2019 yang kemudian didiskualifikasi AFC, lantaran hukuman FIFA.

Ilustrasi Timnas Indonesia

Sampai saat ini, empat kali keikutsertaan timnas Indonesia di kancah Asia, masih belum menghasilkan prestasi yang cukup membanggakan pendukungnya.

Sebab, semuanya berakhir di fase grup. Timnas Indonesia belum pernah sekalipun lolos dari fase gugur selama empat kali tampil di ajang tersebut.

Pada edisi pertama 1996, performa Indonesia sempat mencuri perhatian dunia, berkat gol ikonis salto Widodo Cahyono Putro dalam laga yang berakhir imbang 2-2 kontra Kuwait. Namun, di laga sisa, skuad Merah Putih harus mengakui keunggulan Korea Selatan (2-4) dan Uni Emirat Arab (0-2), dan hasil imbang 2-2 kontra Kuwait.

Hasilnya, Indonesia mendekam sebagai juru kunci klasemen akhir.

Pada edisi Piala Asia 2000 pun tak jauh berbeda. Indonesia babak belur usai disikat China (0-4) dan Korea Selatan (0-3), lalu mencetak skor kacamata, paska laga melawan Kuwait tanpa gol. Skuad Garuda lagi-lagi berakhir sebagai juru kunci.

Adapun pada Piala Asia 2004, prestasi Indonesia sedikit lebih baik, karena mampu menang untuk kali pertama saat berjumpa Qatar (2-1), tapi kemudian dibekuk 0-5 dari China dan kandas 1-3 dari Bahrain.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Asia 2007 dihelat di empat negara, kala Indonesia menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Namun, di edisi ini, performa Indonesia juga terbilang stagnan. Sempat menghancurkan Bahrain 2-1 di laga pembuka di Gelora Bung Karno, bisa ditebak di laga-laga berikutnya: timnas menelan kekalahan.

Garuda takluk 2-1 dari Arab Saudi dan harus mengakui keunggulan Korea Selatan 1-0. Hasilnya, Indonesia berakhir di peringkat ketiga klasemen Grup D dengan koleksi 3 poin dari 3 laga.

Ilustrasi Timnas Indonesia

Asa Anyar Skuad Garuda
Tak dapat dimungkiri, kemampuan Timnas Indonesia untuk bersaing di kualifikasi Piala Asia 2023 memang pernah diragukan. Apalagi, pasukan Shin Tae-yong saat itu menjadi bagian dari Grup A yang dihuni oleh negara-negara dengan peringkat FIFA cukup baik.

Kendati demikian, juru taktik asal Negeri Ginseng sudah menegaskan bahwa skuad racikannya mampu tampil lebih kuat di fase kualifikasi. Pasalnya, nama-nama penting seperti Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, dan Witan Sulaeman turut menjadi amunisi bagi pasukan Garuda.

“Tim (Indonesia) akan lebih kuat, apalagi nanti ada Egy (Maulana Vikri), Ricky (Kambuaya), dan Witan (Witan Sulaeman),” tutur Shin Tae-yong, usai melakoni laga uji coba melawan Bangladesh, di Stadion Si Jalak Harupat pada awal Juni 2022.

Janji tersebut rupanya langsung dipenuhi oleh sang pelatih. Sosok yang pernah menukangi Timnas Korea Selatan itu, sanggup membuktikan ketajaman anak-anak asuhnya, sekaligus memutus penantian panjang Tanah Air di putaran final Piala Asia 2023.

Cuaca Ganggu Hajatan
Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) telah memutuskan Qatar sebagai host Piala Asia 2023, pada Senin (17/10/2022). Qatar menyisihkan Indonesia dan Korsel yang juga mengajukan diri menghelat even tersebut.

Sudah kepalang basah, tampaknya AFC sekalian ingin melanjutkan agenda FIFA, yang juga mendaulat negara Petrodolar ini menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Sehingga dari segi infrastuktur stadion dan fasilitas pendukung lainnya AFC tinggal menapak tilas jejak FIFA.

Lantas, kapan Piala Asia 2023 digelar? Sejauh ini belum ada tanggal pasti penyelenggaraan. Akan tetapi, medio Agustus 2022, Sekjen AFC Datuk Windsor Paul John mengatakan, jika Qatar yang terpilih sebagai tuan rumah Piala Asia 2023, turnamen bakal digelar medio Januari 2024.

Penyebabnya karena pada Januari 2024, cuaca di Qatar masuk kategori bersahabat. Beda halnya jika turnamen digelar pada 16 Juni hingga 16 Juli, waktu yang sedang memasuki musim panas dan suhu di sana bisa menembus 40 derajat celcius!

“Kalau Qatar yang dipilih, Piala Asia akan digelar Januari 2024 karena cuaca saat itu tidak panas,” kata Datuk Windsor Paul John, medio Agustus 2022.

Namun, jauh sebelum menatap ke sana, pembagian pot drawing Piala Asia 2023 bisa dilihat berdasarkan ranking FIFA Oktober 2022. Diprediksi, posisi pembagian pot drawing Piala Asia 2023 yang resmi takkan berbeda jauh dari sekarang.

Nantinya, AFC akan membagi 24 kontestan, ke dalam empat pot. Masing-masing potnya bakal berisikan enam negara.

Semoga, warna prestasi Tim Merah Putih tak seabu-abu waktu penyelenggaraan Piala Asia 2023. Semoga. ( Mbung)

Today News Indonesia

www.todaynews.id

LAINNYA
x