Anggota Komisi V DPR RI dari Dapil Aceh, Ruslan Daud. Foto: IstimewaTODAYNEWS.ID – Anggota Komisi V DPR RI dari Daerah Pemilihan Aceh, Ruslan Daud, mengungkapkan bahwa kebutuhan pangan di sekitar lokasi terdampak bencana Aceh terjadi lonjakan yang sangat signifikan.
Menurutnya karena parahnya tingkat kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan yang masif telah memutus rantai pasok ke wilayah-wilayah terdampak, dan menyebabkan harga kebutuhan dasar melonjak hingga 100 persen.
“Distribusi logistik terganggu parah, dan dampaknya harga bahan pokok melonjak tajam. Ini sangat memberatkan korban bencana yang sudah kehilangan harta benda dan sumber penghasilan,” ujar Ruslan Daud dalam keterangan yang diterima, Selasa (23/12/2025).
Legislator dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memaparkan harga yang sangat kontras di lapangan beras 15 kg, naik menjadi Rp300.000 dari harga normal Rp150.000.
Sementara, Gas Elpiji 3 kg menembus Rp30.000 hingga Rp60.000 per tabung dari harga normal Rp22.000. Minyak goreng curah naik menjadi Rp25.000 per kg dari harga normal Rp20.000. Telur ayam mencapai Rp60.000 per papan dari harga normal Rp50.000.
Meskipun harga komoditas hortikultura seperti cabai mulai mencapai angka Rp25.000 per kg, Ruslan menekankan bahwa hal tersebut tidak cukup membantu secara signifikan karena daya beli masyarakat telah mencapai titik terendah.
Melihat skala kerusakan dan luasnya wilayah yang terdampak, Ruslan menilai bantuan kemanusiaan internasional sangat dibutuhkan sebagai solusi jangka menengah.
Menurutnya, dukungan global akan sangat membantu menutup keterbatasan pasokan logistik nasional dan mempercepat proses pemulihan fisik maupun ekonomi warga.
“Kita menghadapi situasi darurat kemanusiaan. Banyak rumah warga yang masih tertimbun lumpur hingga ke atap. Masyarakat tidak akan mampu bangkit sendiri tanpa bantuan berkelanjutan, termasuk dukungan dari komunitas internasional,” tegas Ruslan.
Ruslan juga mengingatkan bahwa hingga hari ini, beberapa titik di pegunungan Aceh seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang masih terselamatkan akibat longsor.
Untuk itu, Ia meminta pemerintah pusat dan daerah segera memprioritaskan pembukaan akses transportasi ke wilayah-wilayah tersebut agar bantuan tidak menumpuk di pusat kota saja.
“Koordinasi lintas pihak, baik nasional maupun internasional, harus diperkuat. Kita harus memastikan tidak ada satu pun warga yang terdampak yang terlewatkan hanya karena kendala akses,” tutup Ruslan.