x

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

waktu baca 2 menit
Jumat, 12 Sep 2025 21:05 2 Dhanis Iswara

TODAYNEWS.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang akan melanda sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa dinamika atmosfer saat ini cukup kompleks dan berkontribusi pada peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.

“Dinamika atmosfer saat ini memicu potensi hujan lebat hingga sangat lebat, disertai angin kencang yang perlu diwaspadai masyarakat maupun pemerintah daerah. Cuaca ekstrem ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” kata Dwikorita di Jakarta, Jum’at (12/9/2025).

Dwikorita menjelaskan, sejumlah faktor atmosfer memicu kondisi ini. Fase Dipole Mode Index (DMI) negatif (−1,27) dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif mendukung pembentukan awan hujan.

“Keadaan ini diperkuat oleh aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah yang sedang aktif,” ujarnya.

Tak hanya itu, bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu juga menciptakan konvergensi dan konfluensi angin, sementara pola siklonik di Kalimantan Utara turut memperbesar peluang hujan.

Menurut Dwikorita, intensitas hujan ekstrem yang menjadi pemicu utama banjir besar di beberapa daerah dipicu oleh kombinasi faktor regional dan lokal.

“Aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby ekuator yang aktif bersamaan dengan kondisi atmosfer labil di Bali memperbesar risiko terbentuknya awan konvektif secara masif,” jelasnya.

Selain akibat dinamika atmosfer, BMKG juga menyoroti faktor lingkungan dan infrastruktur yang memperparah dampak banjir.

Sistem drainase di beberapa wilayah dinilai belum mampu menyalurkan volume air hujan yang sangat besar, diperburuk oleh sedimentasi dan sampah yang menyumbat saluran air.

“Alih fungsi lahan dari area resapan menjadi permukiman dan komersial juga mengurangi kemampuan tanah menyerap air, sehingga risiko genangan semakin tinggi,” urainya.

Dwikorita mengatakan bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan sejak 5 September 2025 melalui prospek cuaca sepekan, diperkuat dengan peringatan dini tiga harian, hingga pembaruan secara jam-jaman melalui sistem nowcasting pada saat hujan ekstrem mulai terjadi.

“Dalam periode 9–10 September saja, BMKG menerbitkan 11 kali pembaruan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Bali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengimbau masyarakat agar lebih waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan. Masyarakat diminta rutin memantau informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi, media sosial, maupun siaran televisi.

Selain itu, langkah mitigasi seperti menjaga kebersihan saluran drainase dan tidak membuang sampah sembarangan diharapkan dapat mengurangi dampak genangan air.

“Dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik, kita bisa meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan,” demikian Dwikorita menutup pernyataannya.

Post Views3 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Pilkada & Pilpres

    INSTAGRAM

    1 day ago
    1 day ago
    1 day ago
    1 day ago

    LAINNYA
    x
    x