x

Ada Permainan Tradisional Pada Puncak Peringatan Hardiknas di Semarang

waktu baca 2 menit
Senin, 5 Mei 2025 22:30 55 Yunita

TODAYNEWS.ID Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kota Semarang berlangsung cukup meriah. Pasalnya, selain kegiatan lomba, bazar, hingga penampilan para pelajar, ada sudut yang menarik perhatian, yakni sudut permainan tradisional.

Diketahui, pada era digitalisasi seperti ini, permainan tradisional sudah semakin jarang dimainkan. Para pelajar yang mengikuti acara puncak peringatan Hardiknas di Klenteng Sam Poo Kong, Senin (5/5/2025) sore ini nampak antusias mencoba berbagai permainan tradisional mulai dari bakiak, egrang, karambol hingga permainan ular tangga.

Seorang siswa SMPN 23 Kota Semarang, Nuha Sharf Fadia mengaku sangat tertantang mencoba permainan egrang. Permainan egrang yang membutuhkan keseimbangan saat harus berjalan dengan sepasang bambu ini, membuat Nuha berusaha untuk bisa memainkan egrang.

“Senang banget. Seru, rumit, tapi menantang,” katanya.

Dia mengaku sudah pernah bermain egrang, namun sudah cukup lama. Diakuinya, permainan tradisional kini sudah jarang sekali ada di lingkungan sekitarnya. Ia menduga, sudah jarangnya permainan tradisional lantaran mayoritas anak-anak jaman sekarang lebih banyak bermain dengan gadget.

“Jarang banget ada permainan tradisional. Pengaruh dari gadget kalau kumpul main mobile legend atau permainan lainnya,” ungkapnya.

Dia pun sangat senang jika dalam setiap momen ada yang menghadirkan permainan tradisional. Siswi SMP itu pun sangat mendukung permainan tradisional dilestarikan agar anak-anak bisa mengenal budaya yang sebenarnya telah berkembang sejak dulu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengakui saat ini dunia pelajar sudah digempur oleh kemajuan teknologi informasi. Teknologi informasi tersebut membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif adalah kecanduan gadget maupun game online.

Hadirnya permainan tradisional ini sebagai upaya menyegarkan kembali bahwa ada permainan yang menarik warisan dari leluhur.

“Itu kalau dimainkan lagi, diaktifkan lagi, akan menumbuhkan nilai positif dari leluhur bangsa, kebersamaan, gotong royong, kerativitas, berpikir kritis, serta melatih bersosialisasi,” ujar Bambang.

Apalagi Menteri Pendidikan menerapkan program tujuh kebiasaan baik siswa, diantarnya bermasyarakat. Dengan permainan tradisional diharapkan anak-anak bisa bersosialisasi dengan teman tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan rumah.

“Walaupun berkembang teknologi informasi, kita tetap mengenalkan permainan tradisional,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengapresiasi dengan dihadirkannya permainan tradisional dalam rangkaian Hardiknas. Diakuinya, mengembalikan anak-anak bermain permainan tradisional seperti dulu kala memang cukup susah. Maka, perlu ada upaya bagaimana anak-anak tetap bisa mengenal permainan tradisional.

“Permainan masa kecil dikembalikan lagi, dengan prinsip digitalisasi. Kalau kembali dipaksakan seperti dulu, saya kira sudah susah. Kebudayaan, kami mengikuti teknologi, tapi prinsipnya sama, permainan tradisional,” kata Iswar.

Post Views56 Total Count
LAINNYA
x