Pegawai Unram Diduga Hamili Mahasiswi, Polda NTB Dalami Kasus Kekerasan Seksual
Caption Foto: Polda Nusa Tenggara Barat resmi menahan pegawai LPPM Universitas Mataram (Unram) berinisial S (52) yang diduga menghamili seorang mahasiswi saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). (Sumber Antara)TODAYNEWS.ID – Polda Nusa Tenggara Barat resmi menahan pegawai LPPM Universitas Mataram (Unram) berinisial S (52) yang diduga menghamili seorang mahasiswi saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Penahanan ini dilakukan untuk memudahkan proses penyidikan yang tengah berjalan.
“Penahanan ini mempertimbangkan agar tersangka tidak mengulangi perbuatannya, mengingat korban berada dalam kelompok rentan,” ujar AKBP Ni Made Pujawati, Kepala Subdirektorat Renakta Reskrimum Polda NTB, Jumat (25/4/2025).
Tersangka S telah diperiksa penyidik untuk pertama kali dengan didampingi kuasa hukum sebelum resmi ditahan. Ia kini mendekam di sel tahanan Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda NTB.
“Penahanan dilakukan selama 20 hari pertama di Dittahti Polda NTB,” tegas Pujawati.
Kasus ini mencuat setelah korban melapor ke polisi pada 4 November 2024 dengan pendampingan dari Satgas PPKS Unram. Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/186/XI/2024/SPKT/POLDA NTB.
Dari hasil penyelidikan, S diduga kuat melanggar Pasal 6 huruf C atau B UU Nomor 13 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Polisi juga menemukan bukti berupa keterangan saksi, hasil pemeriksaan psikologis, dan kartu identitas anak korban.
“Korban telah melahirkan anak dari hasil perbuatan tersangka,” kata Pujawati, menegaskan keseriusan pelanggaran yang dilakukan.
Ketua Satgas PPKS Unram, Joko Jumadi, menyampaikan apresiasi atas langkah Polda NTB. Ia menegaskan bahwa pelaporan ini merupakan bagian dari komitmen Unram menciptakan kampus yang bebas kekerasan seksual.
“Ini bentuk komitmen kami untuk mewujudkan kampus bersih dari kekerasan seksual,” tegas Joko.
Satgas PPKS juga terus memberikan pendampingan kepada korban. Mereka memastikan hak-hak korban terpenuhi selama proses hukum berlangsung.
Kasus ini menggugah perhatian publik dan memperkuat urgensi penegakan hukum terhadap kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi.
51 Total Count
Pos terkait
Berita Favorit
