TODAYNEWS.ID — Penyelenggaraan Liga 1 musim 2024/2025 mendapat penilaian positif dari sejumlah pemilik klub. Kompetisi dianggap semakin fair, tertata, dan lebih profesional dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Penerapan teknologi VAR dan kehadiran wasit asing dinilai menjadi terobosan penting. Hal itu turut meningkatkan kepercayaan pemilik klub terhadap kualitas penyelenggaraan pertandingan.
Jadwal pertandingan yang tidak bentrok dengan agenda timnas juga mendapat apresiasi tinggi. Kepastian waktu pertandingan membantu klub menyusun rencana dengan lebih profesional.
CEO Persebaya, Azrul Ananda menilai adanya perbaikan nyata dalam sistem kompetisi tahun ini. Ia melihat perubahan besar dalam hal kepastian jadwal, regulasi, serta pengelolaan pertandingan.
“Dulu perubahan itu hanya janji saja. Tapi kini di musim ini, perubahan itu benar-benar terjadi karena PSSI di bawah pak Erick mampu mengultimatum operator untuk menjalani banyak perubahan,” ujar Azrul.
Menurutnya, kepastian jadwal membuat klub dapat bekerja seperti perusahaan yang terstruktur. Penentuan izin pertandingan yang jelas memberi ruang bagi klub dalam melakukan perencanaan jangka panjang.
“Karena penjadwalan kompetisi sudah pasti dan izin pertandingan juga jelas, maka kami sebagai pengelola bisa mengatur klub sebaik mungkin, bahkan lebih professional,” ujarnya.
Direktur Teknik Maluku United, Yeyen Tumena juga menyambut positif suasana kompetisi tahun ini. Ia menyebut sistem baru sangat membantu klub-klub pendatang baru seperti timnya.
Penggunaan VAR memang membuat pertandingan lebih fair, meskipun terkadang memakan waktu cukup lama. Namun, hal itu dianggap sebagai bagian dari proses adaptasi menuju sistem yang lebih modern.
“Mungkin jika lebih cepat lebih baik lagi agar intensitas pertandingan tidak turun setelah checking VAR yang lama,” kata Yeyen.
Kehadiran wasit asing juga menjadi nilai tambah yang penting dalam meningkatkan kredibilitas laga. Mereka dinilai lebih tegas dan mendapat respek tinggi dari para pemain.
Presiden Persik Kediri, Arthur Irawan menilai kompetisi musim ini berjalan dengan persaingan yang lebih seimbang. Tidak ada lagi jaminan kemenangan bagi tim tuan rumah di setiap laga kandang.
Data menunjukkan penurunan persentase kemenangan kandang dalam tiga musim terakhir. Hal ini dianggap sebagai bukti meningkatnya keadilan dalam persaingan liga.
Dorongan PSSI agar jadwal Liga 1 tidak berbenturan dengan agenda FIFA Match Day dianggap sebagai langkah strategis. Klub merasa lebih mudah mengatur ritme tim dan meminimalisasi kerugian akibat perubahan mendadak.
Selain itu, jumlah perubahan jadwal yang terus menurun juga menjadi indikator positif. Klub tidak lagi terganggu oleh ketidakpastian waktu pertandingan seperti musim-musim sebelumnya.
Namun, padatnya jadwal pasca-FIFA Match Day masih menjadi catatan penting. Beberapa klub merasa beban fisik pemain meningkat karena waktu pemulihan yang terbatas.