x

Ketum Jakmania soal Kerusuhan di Laga Persija vs Persib: Jangan Mudah Terprovokasi

waktu baca 2 menit
Senin, 17 Feb 2025 16:46 145 Afrizal Ilmi

JAKARTA, todaynews.id – Pertandingan klasik antara Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Minggu (16/2), berakhir dengan hasil imbang 2-2.

Namun, insiden kekerasan yang terjadi di tribun penonton menjadi catatan buruk yang tak bisa diabaikan.

Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, menyoroti faktor keamanan stadion sebagai salah satu penyebab insiden tersebut.

Ia menyesalkan mudahnya akses tiket bagi pihak di luar pendukung Persija yang berpotensi memicu provokasi.

Menurut Diky, penyelenggara pertandingan seharusnya lebih ketat dalam mengatur distribusi tiket.

Hal ini penting untuk memastikan bahwa tribun tetap aman dan tidak terjadi bentrokan antarpendukung.

“Kami sangat menyayangkan provokasi yang terjadi di media sosial dan juga di dalam stadion,” ujar Diky dalam pernyataan resminya, Senin (17/2).

Ia berharap evaluasi menyeluruh bisa dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.

Selain faktor keamanan, Diky juga meminta suporter untuk lebih dewasa dalam menyikapi pertandingan.

Rivalitas, menurutnya, harus tetap berada dalam batas-batas sportivitas dan tidak berujung pada tindakan anarkis.

“Seharusnya kita bisa lebih menahan diri dan menjaga ketenangan di stadion,” tambahnya.

Jangan Terjbak Provokasi

Ia menegaskan bahwa fokus utama seharusnya adalah mendukung tim, bukan terjebak dalam provokasi yang merugikan semua pihak.

Diky juga menyoroti dampak negatif dari insiden ini terhadap citra sepak bola Indonesia.

Menurutnya, kekerasan di dalam stadion bisa menghambat perkembangan liga dan merusak reputasi klub serta suporternya.

Ia meminta semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam merespons provokasi, terutama yang beredar di media sosial.

Kesadaran Kolektif Jadi Kunci

Kesadaran kolektif dari suporter menjadi kunci utama untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Evaluasi terhadap pengamanan stadion dan distribusi tiket menjadi hal yang harus segera dilakukan.

Penyelenggara pertandingan perlu memastikan bahwa sistem yang ada dapat mencegah potensi gesekan antarpendukung.

Selain itu, peran aparat keamanan dalam mengantisipasi potensi bentrokan juga harus ditingkatkan.

Koordinasi antara klub, kepolisian, dan kelompok suporter sangat penting untuk menciptakan atmosfer pertandingan yang aman.

Sepak bola seharusnya menjadi ajang hiburan dan persatuan, bukan tempat bagi tindakan anarkis.

Rivalitas tetap harus ada, tetapi dalam batas-batas yang tidak mencederai nilai-nilai sportivitas.

Dengan evaluasi menyeluruh dan kesadaran dari semua pihak, diharapkan insiden kekerasan di stadion bisa diminimalisir.

Ke depannya, atmosfer sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih kondusif dan nyaman bagi semua pencinta olahraga ini.

 

Post Views105 Total Count
LAINNYA
x