TODAYNEWS.ID – India masih menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor batu bara Indonesia, dengan volume mencapai rata-rata 104,58 juta ton per tahun. Nilai ekspor ke India pun stabil di angka sekitar 5,44 miliar dolar AS setiap tahunnya.
Namun, situasi politik India yang tengah berselisih dengan Pakistan menimbulkan kekhawatiran soal stabilitas perdagangan. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan ekspor batu bara ke India masih berjalan normal.
“Memang salah satu tujuan ekspor kita untuk batubara itu kan di India. Sampai dengan hari ini, kami melihat belum ada pergerakan apa-apa. Ya, doain saja,” ujar Bahlil di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, India merupakan negara besar dengan wilayah luas. Konflik bisa saja terjadi di lokasi yang jauh dari pusat distribusi batu bara.
“Tujuan ekspor batubara kita yang terbesar, salah satu di antaranya adalah India,” tambah Bahlil. Ia menekankan pentingnya tetap waspada terhadap dinamika regional.
Menteri BUMN Erick Thohir juga angkat bicara soal ketegangan India dan Pakistan. Ia mengakui situasi ini patut diwaspadai oleh pelaku perdagangan.
“Kalau sampai terjadi hal yang tidak diharapkan, artinya mungkin akan ada impact mengenai perdagangan, untuk kelapa sawit dan batu bara karena salah satu partner perdagangan terbesar kita kan India,” jelas Erick.
Kekhawatiran itu muncul karena India dan Pakistan telah berulang kali terlibat konflik, termasuk di wilayah Kashmir. Eskalasi bisa saja berdampak ke sektor ekonomi.
Pakar militer menyebut potensi eskalasi tetap tinggi, mengingat kedua negara telah memiliki kekuatan militer yang meningkat sejak konflik 2019. Mereka juga sama-sama memiliki senjata nuklir.
Sementara itu, ekspor batu bara dari daerah seperti Sumatera Selatan mengalami penurunan pada Maret 2025. BPS mencatat nilai ekspor batu bara dari Sumsel mencapai 207,63 juta dolar AS.
“Nilai ini turun 22,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Februari 2025,” ujar Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto di Palembang.
Ia menyebut turunnya nilai ekspor Sumsel disebabkan oleh penurunan pada beberapa komoditas andalan, termasuk buah-buahan, batu bara, dan minyak sawit mentah.
Pemerintah tetap memantau perkembangan di India dan Pakistan sambil menjaga arus ekspor tetap stabil. Langkah antisipatif terus disiapkan jika situasi geopolitik memanas.
106 Total Count