Erick Thohir jelaskan alasan tak mundur dari kursi Ketua Umum PSSI dalam konferensi pers Selasa (23/9/2025). (Ijal/Todaynews.id) TODAYNEWS.ID — Erick Thohir kini memegang dua posisi penting, sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) 2025–2029 sekaligus Ketua Umum PSSI. Keputusan itu menimbulkan pro dan kontra di publik.
Masa kepemimpinan Erick di PSSI baru akan berakhir pada 2027. Ia menegaskan tetap menyelesaikan periode kepengurusannya hingga tuntas.
Menurut Erick, keberlanjutan program PSSI menjadi alasan utama dirinya bertahan. Ia khawatir pergantian ketua umum mendadak justru menghambat kemajuan sepak bola nasional.
“Saya sudah menanyakan status saya kepada FIFA, FIFA menjawab secara statuta tidak disalahkan, karena memang track record saya di dunia sepakbola sudah sesuai dengan statuta,” kata Erick.
“Habis itu (selesai masa kepengurusan PSSI), ya silahkan pemilihan,” ujarnya.
Restu dari FIFA membuat Erick yakin keputusannya tidak menyalahi aturan. Ia menegaskan tidak ada pelanggaran statuta dalam merangkap jabatan.
Erick juga mengingatkan sejarah pergantian ketua umum PSSI sejak 2015 hingga 2022. Menurutnya, pergantian itu kerap terjadi di tengah jalan.
“Bayangkan dari tahun 2015 sampai 2022 semua pergantian kepengurusan itu terjadi di tengah waktu ketika sudah mulai ada blueprint yang akan dijalankan,” kata Erick.
Ia menolak anggapan bahwa dirinya ingin mempertahankan kekuasaan. Erick menegaskan hanya ingin menyelesaikan masa jabatan satu periode.
“Jadi itu, bukannya berarti saya mempertahankan legitimasi, tidak. Kita selesaikan tugas dan kalau saya sampai 2027 hanya sekali (satu periode). Aturan FIFA boleh tiga kali,” ujarnya.
Erick menyebut langkahnya justru bentuk penghormatan pada aturan FIFA. Meski diperbolehkan hingga tiga periode, ia memilih fokus pada satu periode kepengurusan.
Keputusannya diharapkan mampu menjaga kesinambungan visi PSSI. Erick menilai stabilitas organisasi sangat penting untuk mendorong reformasi sepak bola.