TODAYNEWS.ID – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menekankan kepada pemerintah khususnya Badan Gizi Nasional (BGN) untuk bisa mendeteksi maraknya kasus keracunan usai santap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Maka harus segera dilakukan deteksi oleh pemerintah, di titik mana saja dan apa penyebabnya,” kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, program MBG yang menjadi gagasan Presiden Prabowo itu merupakan kebijakan yang baik dan harus tetap dilanjutkan dengan melakukan berbagai perbaikan-perbaikan disetiap sektornya.
“Program prioritas Presiden makan bergizi gratis itu sesuatu yang baik, yang harus kita dorong dulu. Bahwa di dalam perjalanannya ada kasus seperti yang kita tahu,” ucapnya.
Said menegaskan, bahwa langkah pertama yang perlu dilakukan bukanlah menghentikan program MBG, tetapi bagaimana BGN dapat menginventarisasi masalah secara menyeluruh sebelum melakukan evaluasi total.
“Kepala Staf Kepresidenan menyampaikan ada 5.300 sampai 5.800 yang keracunan, kita wajib prihatin. Tapi tidak berarti ada konklusi harus di-stop. Jangan. Lebih baik deteksi dini, di mana letak masalahnya,” ujarnya.
Sebelumnya Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas kembali terjadinya keracunan masal siswa usai santap MBG.
“Tentunya kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan,” ujar Prasetyo, pada Jumat (19/9).
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan pemerintah untuk menghentikan sementara program makan bergizi gratis (MBG), menyusul kasus terus berulangnya keracunan yang dialami anak-anak meningkat.
KPAI meminta agar Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penyelenggara program mengevaluasi MBG untuk mencegah kasus keracunan terulang kembali.
“KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak,” kata Wakil Ketua KPAI Jasra Pustra dikutip dari siaran persnya, Minggu (21/9).
Sementara itu, menanggapi seringnya terjadi masalah keracunan siswa usai santap program MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan untuk membentuk tim investigasi yang terdiri dari ahli kimia, ahli farmasi, hingga ahli kesehatan untuk mempercepat penanganan kasus keracunan akibat santap MBG.
“Jadi kami membentuk tim investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengira-ngira apa yang menjadi penyebab anak-anak ini sakit, apakah betul karena keracunan, alergi, atau hal-hal lain,” kata Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang di Jakarta, Senin (22/9).
Tidak ada komentar