Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan, proses mencari calon pelatih baru Tim Nasional Indonesia tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. TODAYNEWS.ID — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan tim nasional Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Ia mengaku sudah meminta maaf secara langsung kepada masyarakat dan juga kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Saya mohon maaf dan saya sudah bicara mohon maaf itu langsung ketika kita kalah. Kita sebagai bangsa kan tidak salah bermimpi, dan menjalankan mimpi itu kemarin kita lakukan dengan serius. Tapi ya mohon maaf, belum bisa maksimal,” ujar Erick di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurut Erick, Presiden Prabowo menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya membangun kembali kekuatan timnas. Arahan Presiden dinilainya menjadi penyemangat besar bagi dirinya untuk terus berbenah.
“Ketika Pak Presiden juga saya sampaikan, beliau kan orangnya resilience, figur yang pantang menyerah. Beliau bilang, ‘ya coba lagi Pak Erick, harus coba lagi.’ Wah jadi semangat lagi saya,” kata Erick.
Erick mengaku dorongan itu membuatnya semakin berkomitmen memperkuat program pembinaan sepak bola nasional. Ia menegaskan semangat Presiden menjadi motivasi untuk membuat langkah yang lebih konkret ke depan.
“Saya senang dengan arahan Bapak Presiden yang mengatakan coba lagi, bikin program lagi yang lebih agresif,” ujarnya. Erick menegaskan bahwa evaluasi besar-besaran akan dilakukan agar mimpi menuju Piala Dunia tetap hidup.
Ia menjelaskan, dana PSSI yang mencapai lebih dari Rp500 miliar tidak hanya difokuskan pada persiapan timnas menuju Piala Dunia. Dana itu juga dialokasikan untuk berbagai program pembinaan dan pengembangan sepak bola nasional.
“Itu ada dari TV, sponsor, private sector, merchandise, dan dana pemerintah. Jadi saya harus memohon maaf kepada semua yang percaya kepada PSSI,” jelasnya. Erick ingin transparansi penggunaan dana terus dijaga untuk menumbuhkan kepercayaan publik.
Ia menegaskan dirinya terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat sepak bola Indonesia. Kritik menurutnya menjadi bagian penting dalam proses introspeksi dan pembenahan organisasi.
“Dengan kritikan dan saran, kita terbuka. Saya tidak membela diri, justru kritik itu jadi introspeksi diri. Jangan sampai, kritik itu malah membuat kita tambeng, justru kita mendengar, salahnya apa ya, itu harus kita koreksi,” ucap Erick.
Saat ini, PSSI tengah melakukan evaluasi menyeluruh dan menyusun ulang peta jalan pembinaan jangka panjang. Erick menegaskan rencana itu akan diarahkan menuju visi besar sepak bola Indonesia 2045.
“Saya bertemu banyak pihak, di dalam dan luar negeri, untuk menyusun ulang lagi. Kita punya blueprint 2045 dengan target-target yang jelas,” tuturnya. Ia ingin pembinaan berjalan berkesinambungan, bukan reaktif terhadap hasil.
Salah satu fokus utama PSSI kini adalah penguatan tim nasional kelompok usia muda seperti U-17. “Contohnya U17 itu targetnya 2031. Mereka tanding di Doha, dan saya akan lihat langsung,” ujarnya.
Erick menilai tantangan ke depan semakin berat karena FIFA kini menggelar Piala Dunia U-17 setiap tahun. Ia menegaskan pentingnya regenerasi pemain muda agar Indonesia tetap kompetitif.
“Masalahnya, FIFA mengubah kejuaraan U17 jadi tiap tahun. Artinya, adik-adiknya juga harus disiapkan karena tahun depan mesti tanding lagi. Secara realita mungkin gak tiap tahun lolos, tapi targetnya bisa dua atau tiga kali lolos,” ungkapnya.
Menurut Erick, kegagalan kali ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses panjang membangun sepak bola nasional. Ia menegaskan semangat untuk terus bermimpi dan memperbaiki diri tidak akan padam.
“Yang penting kita coba lagi, perbaiki lagi, dan tetap bermimpi besar untuk Indonesia,” kata Erick menutup pernyataannya.