Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bertemu dengan perwakilan Ultras Garuda Indonesia pada Sabtu (25/10/2025) di Jakarta. (Dok. PSSI)TODAYNEWS.ID — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bertemu dengan perwakilan Ultras Garuda Indonesia pada Sabtu (25/10/2025) di Jakarta. Pertemuan itu menjadi bukti keterbukaan federasi terhadap kritik dan masukan dari para suporter setia Timnas Indonesia.
Momen diskusi tersebut turut diunggah Erick melalui akun Instagram pribadinya pada Minggu (26/10/2025). Ia menilai kehadiran suporter adalah bagian penting dalam perjalanan sepak bola nasional.
Dalam pertemuan itu, Ultras Garuda Indonesia menyampaikan pandangan dan evaluasi terhadap performa Timnas Indonesia. Mereka juga menyoroti langkah tim yang harus terhenti di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah menghadapi Arab Saudi dan Irak.
Erick Thohir menegaskan bahwa masukan dari publik, terutama dari para suporter, sangat berharga bagi PSSI. Ia menyebut dukungan dan kritik menjadi bagian penting dalam membangun sepak bola Indonesia secara menyeluruh.
“Saya menerima masukan ini sebagai bentuk keterbukaan PSSI untuk kita bersama-sama membangun sepak bola Indonesia,” ujar Erick. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara federasi dan suporter menjadi modal besar dalam memajukan prestasi nasional.
Menurut Erick, sepak bola Indonesia tidak bisa berkembang tanpa sinergi dari semua pihak. Ia menyebut suporter, pelatih, dan pemain harus memiliki semangat yang sama dalam membangun budaya kompetitif dan sportif.
“PSSI perlu kerja sama dari berbagai stakeholder terutama suporter untuk kita membangun sepak bola Indonesia,” kata Erick. Ia menegaskan bahwa keterlibatan publik merupakan energi utama yang harus dijaga dengan baik.
Sebelumnya, Erick juga telah berbicara soal arah pembinaan sepak bola nasional dalam jumpa pers pada 24 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa federasi akan selektif dalam menentukan pelatih yang sesuai dengan struktur pembinaan jangka panjang.
“Tidak mudah mencari pelatih yang cocok dengan strata kepelatihan nasional yang sudah kita rancang,” ujarnya. Menurutnya, PSSI menginginkan pelatih yang mampu membina dari level U-20, U-23, hingga senior secara berkesinambungan.
Erick mengakui perjalanan tim nasional tidak selalu berjalan mulus. Ia menyebut hasil di lapangan kerap berfluktuasi, namun yang terpenting adalah konsistensi dalam membangun fondasi sepak bola.
“Sepak bola itu ada naik-turunnya. Ada hasil yang memuaskan, ada juga yang tidak favorable,” kata Erick. Ia menegaskan dirinya sudah bersikap gentleman dengan meminta maaf kepada Presiden Prabowo dan masyarakat usai kegagalan di babak kualifikasi.
Pertemuan dengan Ultras Garuda Indonesia menjadi langkah lanjutan dari komitmen PSSI membuka ruang dialog dengan suporter. Erick menyebut dialog semacam ini akan rutin dilakukan untuk menampung aspirasi dan memperkuat rasa kebersamaan.