TODAYNEWS.ID — PSIM Yogyakarta memastikan promosi ke Liga 1 musim 2025/2026 setelah menunggu selama 17 tahun. Laskar Mataram mengamankan tiket kasta tertinggi usai menang 2-1 atas PSPS Pekanbaru di Stadion Mandala Krida.
Rafael Rodriguez membuka keunggulan PSIM lewat penalti panenka pada menit ke-10. PSPS sempat menyamakan skor melalui eksekusi Ilham Fathoni di menit ke-36 sebelum Roken Tampubolon memastikan kemenangan di menit ke-87.
PSIM terakhir kali tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada musim 2007/2008. Sejak itu, mereka berkutat di Liga 2 dan beberapa kali gagal promosi meski sempat mendekati peluang tersebut.
Musim 2011/2012, PSIM nyaris kembali ke Liga 1 namun kalah 1-3 dari Persegres Gresik di babak playoff promosi-degradasi. Pada Liga 2 2021, harapan mereka pupus setelah kalah 0-1 dari Dewa United dalam perebutan tiket terakhir promosi.
Pelatih Seto Nurdiyantoro memimpin PSIM di awal musim 2024/2025 sebelum posisinya digantikan Erwan Hendarwanto pada Januari 2025. Pergantian pelatih terbukti efektif karena Erwan mampu membawa PSIM ke Liga 1 dengan performa solid.
PSIM bukan sekadar klub biasa, mereka memiliki sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Klub ini berdiri sejak 5 September 1929 dengan nama Persatuan Sepakraga Mataram (PSM) sebelum berganti menjadi PSIM pada 1930.
Laskar Mataram menjadi salah satu dari tujuh klub pendiri PSSI bersama Persija, Persib, Persebaya, Persis Solo, PPSM Magelang, dan PSM Madiun. Dalam pertemuan pendirian PSSI pada 19 April 1930, PSIM diwakili oleh A. Hamid, Daslam Hadiwasito, dan Amir Notopratomo.
PSIM pernah menjuarai kompetisi Perserikatan pada 1932 setelah mengalahkan Persija Jakarta di final. Mereka juga sukses meraih gelar juara Divisi 1 pada 2005 dengan menumbangkan Persiwa Wamena 2-1.
Basis suporter PSIM sangat kuat dengan dua kelompok utama, Brajamusti dan The Maident. Brajamusti berdiri sejak 2003, sementara The Maident lahir pada 2010, keduanya setia mendukung Laskar Mataram di setiap laga.
Suporter PSIM memiliki slogan khas “Aku Yakin Dengan Kamu” (AYDK) yang mirip dengan “You’ll Never Walk Alone” milik Liverpool. AYDK resmi menjadi anthem klub sejak 2020 dan selalu menggema di setiap pertandingan PSIM.
Stadion Mandala Krida menjadi kandang kebanggaan PSIM sejak dibangun pada 1977 dan direnovasi pada 2013-2019. Stadion berkapasitas 25 ribu penonton ini siap menyambut euforia Liga 1 musim depan bersama para pendukung setia Laskar Mataram.
Promosi ini menjadi pencapaian bersejarah bagi PSIM setelah bertahun-tahun berjuang di kasta kedua. Kini, tantangan lebih besar menanti di Liga 1, di mana mereka harus bersaing dengan tim-tim raksasa Indonesia.
PSIM Yogyakarta tidak hanya membawa kebanggaan bagi masyarakat Jogja tetapi juga menghidupkan kembali rivalitas klasik di sepak bola nasional. Akankah Laskar Mataram mampu bertahan dan bersaing di Liga 1?
300 Total Count
Tidak ada komentar