TODAYNEWS.ID – Berita perkembangan situasi bencana pada hari ini, Rabu (16/7), meliputi gempa bumi, banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berikut ini catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam pemantauan kejadian dan penanganannya.
Kondisi pascagempa di Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Selasa (15/7) telah kondusif. Namun demikian warga setempat masih waspada terhadap gempa susulan. Sebanyak 20 KK mengungsi sementara waktu.
Lokasi pengungsian tersebar di rumah kerabat maupun halaman rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Sedangkan kerugian material, tercatat 38 rumah mengalami rusak ringan.
“Hingga kemarin, BPBD masih melakukan pendataan. Gempa berkekuatan M5,0 ini terjadi pada Senin (14/7), pukul 19.52 WIB,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Rabu (16/7/2025).
Menuju ke Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, banjir yang terjadi pada pertengahan Mei 2025 masih menyisakan permasalahan. Kondisi ini menimpa Kampung Mansaburi di Distrik Masni.
Situasi pada Selasa (15/7), tanggul darurat yang telah dibangun mengalami kerusakan akibat volume air yang besar dan arus kuat. Hal tersebut menyebabkan kampung ini terendam dengan tinggi muka air antara 10 hingga 100 cm.
Pemerintah daerah telah mengupayakan penanganan dengan pengerahan alat berat. “Data terakhir (15/7), 57 KK (215 jiwa) terdampak, sedangkan kerugian material tercatat rumah terdampak 57 unit dan fasilitas ibadah 2 unit,” jelasnya.
Sementara itu, karhutla terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat, pada Selasa (15/7). Titik api berada di Nagari Andaleh, Kecamatan Luak. Luas lahan terbakar mencapai 3 hektar.
Hingga kemarin malam, api belum dapat dipadamkan seluruhnya. BPBD telah mengerahkan personel dan kendaraan pemadam api ke lokasi terdampak.
Karhutla di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara, juga belum dapat dikendalikan hingga Selasa (15/7). Kondisi ini dilatarbelakangi akses terjal yang tidak dapat dilalui kendaraan pemadam api.
Titik karhutla hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Di samping itu, pengambilan air untuk pemadaman mempersulit penanganan di lapangan.
Kejadian ini berada di Desa Silalahi Pagar Batu, Kecamatan Balige. “BPBD Kabupaten Toba mencatat luas lahan terdampak mencapai 4 hektar,” ujarnya.
Karhutla juga terpantau di Provinsi Riau. Pada Selasa (15/7), BPBD provinsi mencatat ada penambahan luas terbakar sekitar 8 hektar. Karhutla terjadi di Kepulauan Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil, seluas 5 hektar.
Sisanya teridentifikasi di Desa Petani, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Pemerintah daerah terus melakukan upaya penanganan pemadaman dan pendinginan titik api maupun titik panas.
Menyikapi potensi bahaya dan kejadian bencana, BNPB selalu meminta pemerintah daerah dan warga untuk waspada. Bahaya geologi, seperti gempa bumi dan erupsi gunung api, dapat terjadi setiap saat.
Oleh karena itu, BNPB mengharapkan setiap individu mampu untuk melakukan upaya mitigasi dan pencegahan dini.
Pada bahaya hidrometeorologi basah, BNPB memantau adanya peringatan dini cuaca di beberapa wilayah, yaitu Provinsi Aceh, Bangka-Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku dan Papua.
Di sisi lain, pemerintah daerah dan masyarakat harus mewaspadai potensi karhutla dengan melihat parameter tingkat kemudahan terbakar pada lapisan atas permukaan tanah.
“Hal ini teridentifikasi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur serta sebagian Kalimantan dan Sulawesi,” pungkasnya.
Tidak ada komentar