x

Tolak Gabung Acara May Day di Monas, Aliansi Gebrak : Hari Buruh Momentum Perlawanan, Bukan Hura-Hura!

waktu baca 3 menit
Kamis, 1 Mei 2025 16:37 102 Gibran Negus

TODAYNEWS.ID- Ribuan massa aksi yang terdiri dari Buruh, Petani Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari buruh internasional (May Day) di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (1/4/2025).

Adapun aksi unjuk rasa peringatan hari buruh internasional (May Day) di Jakarta ini terdapat dua titik lokasi yakni di titik  pertama digelar di Monumen Nasional (Monas) yang dilaksanakan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Diketahui acara peringatan May Day di Monas dilaksanakan secara seremonial yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto beserta pejabat lainnya.

Sementara untuk aksi yang digelar di DPR RI, diselenggarakan aliansi Gebrak yang terdiri dari sejumlah Konfederasi buruh, mahasiswa, petani dan nelayan yang massif menyampaikan orasi politiknya.

Ketua Umum (Ketum) Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang mewakili Aliansi Gebrak, Unang Sunarno menjelaskan alasan menggelar aksi di depan DPR RI dibandingkan menghadiri acara di Monas.

Ia menegaskan, bahwa keputusan menggelar aksi di DPR RI lantaran situasi saat ini belum saatnya para buruh merayakan perjuangan hari May Day dengan mesra-mesraan bersama pemerintah.

Terlebih, kebijakan pemerintah saat ini belum sepenuhnya telah berpihak kepada kaum buruh.

Salah satunya yakni terkait belum dicabutnya aturan Undang-undang  Omnibus Law Cipta Kerja yang dari awal ditolak dan dikritik keras oleh seluruh elemen buruh.

“Ini momentum hari buruh. Bagi kami kaum buruh, ini momentum perlawanan. Belum saatnya buruh mesra-mesraan dengan pemerintah,” ujar Sunarno di depan gedung DPR.

“Karena yang kita alami saat ini adalah kaum buruh situasinya sangat buruk. Jam kerja panjang, upahnya murah, mudah di PHK, tak memiliki jaminan kepastian kerja,” sambungnya.

Sunarno menyebut bahwa substansi hari May Day bukan melakukan agenda hura-hura melainkan harus tetap komitmen dalam poros perjuangan mewujudkan kesejahteraan buruh.

Sunarno menilai, perjuangan buruh bukan dirayakan dengan hura-hura melainkan adalah proses politik yang telah mengorbankan keringat darah dan air mata.

“Kita tidak bisa melakukan aksi May Day fiesta, atau May Day dengan hura-hura atau pesta pora,” tutur Sunarno.

Di sisi lain, Sunarno menuturkan bahwa keputusan menggelar aksi turun ke jalan juga sebagai bentuk representasi penghormatan pada seluruh elemen organisasi buruh di dunia.

Salah satu poin pentingnya, yaitu lanjut Sunarno, menghargai dan sekaligus mengapresiasi seluruh perjuangan elemen buruh di awal abad 9 yang telah berhasil untuk memperjuangkan jam kerja 8 jam.

“Kita harus beri penghargaan mereka dengan cara aksi-aksi turun ke jalan atau semangat perjuangan,” terang Sunarno.

Sunarno mengungkapkan bahwa pelaksanaan aksi unjuk rasa ini tidak hanya diselenggarakan di Jakarta melainkan juga digelar di sejumlah daerah lainya seperti Jambi, Riau, Sumatera Selatan

Ia menambahkan, kawan-kawan di daerah lain juga menggelar aksi unjuk rasa di Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Surabaya, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan beberapa provinsi di Sulawesi.

“Artinya bukan hanya kami yang melakukan aksi turun ke jalan,” tutup Sunarno. (GIB)

Post Views103 Total Count
LAINNYA
x