TODAYNEWS.ID – TNI Angkatan Laut mengerahkan dua kapal perang tambahan, yakni KRI Spika dan KRI Marlin, guna memperkuat operasi pencarian korban serta bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7).
Dengan penambahan ini, total empat kapal perang (KRI) dikerahkan dalam misi pencarian. Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksamana TNI Endra Hartono, menyatakan bahwa KRI Spika memiliki kemampuan survei bawah laut yang diharapkan mampu memberikan gambaran lebih jelas terkait posisi bangkai kapal.
“Malam ini KRI Spika akan langsung menuju lokasi pencarian. Harapannya, kapal ini bisa memperkuat data visual kondisi bawah laut di Selat Bali,” ujar Endra saat memberikan keterangan di Banyuwangi, Minggu (6/7).
Sementara itu, KRI Marlin dilibatkan untuk memperluas pencarian di permukaan laut. “KRI Marlin sebelumnya sudah berada dekat area operasi dan kini kami arahkan untuk memperluas jangkauan pencarian korban di permukaan,” jelasnya.
Endra menambahkan, saat ini fokus pencarian berada pada tahap analisis posisi bangkai kapal. Data ini penting sebagai dasar sebelum tim penyelam diterjunkan. “Kami perlu memastikan kondisi bawah laut agar pelaksanaan penyelaman bisa dilakukan secara efektif dan aman,” katanya.
Namun demikian, tantangan besar masih dihadapi tim pencari, terutama kondisi cuaca buruk. Arus kuat dan gelombang tinggi membuat proses pencarian lebih lambat dari perkiraan. “Tadi malam, karena arus dan gelombang, waktu tempuh yang seharusnya tiga jam bisa menjadi enam jam. Bahkan beberapa rute harus diulang akibat kondisi cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Guna mendukung pengumpulan data bawah laut, TNI AL juga membentuk tim khusus OSC Bawah Air yang dipimpin oleh Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmada II. “Ini bagian dari strategi kami agar pencarian lebih terfokus dan terarah,” pungkas Endra.
TNI AL Tambah Dua Kapal Perang untuk Perkuat Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya
TNI Angkatan Laut mengerahkan dua kapal perang tambahan, yakni KRI Spika dan KRI Marlin, guna memperkuat operasi pencarian korban serta bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7).
Dengan penambahan ini, total empat kapal perang (KRI) dikerahkan dalam misi pencarian. Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksamana TNI Endra Hartono, menyatakan bahwa KRI Spika memiliki kemampuan survei bawah laut yang diharapkan mampu memberikan gambaran lebih jelas terkait posisi bangkai kapal.
“Malam ini KRI Spika akan langsung menuju lokasi pencarian. Harapannya, kapal ini bisa memperkuat data visual kondisi bawah laut di Selat Bali,” ujar Endra saat memberikan keterangan di Banyuwangi, Minggu (6/7).
Sementara itu, KRI Marlin dilibatkan untuk memperluas pencarian di permukaan laut. “KRI Marlin sebelumnya sudah berada dekat area operasi dan kini kami arahkan untuk memperluas jangkauan pencarian korban di permukaan,” jelasnya.
Endra menambahkan, saat ini fokus pencarian berada pada tahap analisis posisi bangkai kapal. Data ini penting sebagai dasar sebelum tim penyelam diterjunkan. “Kami perlu memastikan kondisi bawah laut agar pelaksanaan penyelaman bisa dilakukan secara efektif dan aman,” katanya.
Namun demikian, tantangan besar masih dihadapi tim pencari, terutama kondisi cuaca buruk. Arus kuat dan gelombang tinggi membuat proses pencarian lebih lambat dari perkiraan. “Tadi malam, karena arus dan gelombang, waktu tempuh yang seharusnya tiga jam bisa menjadi enam jam. Bahkan beberapa rute harus diulang akibat kondisi cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Guna mendukung pengumpulan data bawah laut, TNI AL juga membentuk tim khusus OSC Bawah Air yang dipimpin oleh Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmada II. “Ini bagian dari strategi kami agar pencarian lebih terfokus dan terarah,” pungkas Endra.
Tidak ada komentar