BANDUNG, todaynews.id – Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin menanggapi soal metode work from anywhere (WFA) satu hari kerja dalam sepekan.
Metode ini diterapkan untuk berhemat, menyusul kebijakan efisiensi anggaran sesuai instruksi Presiden RI, Prabowo Subianto.
Bey mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar belum tentu menerapkan WFA. Menurutnya diperlukan kajian mendalam terkait dampaknya sebelum diimplementasikan, khususnya pada pelayanan kepada masyarakat.
“Belum (pasti). Sudah minta (kajian). Misalnya tiga hari kerja itu bagaimana dampaknya. Berapa persen. Kalau 10 persen, oke kita pertimbangkan. Harus betul-betul kinerja yang bekerja tidak di kantor itu harus dihitung betul,” jelas Bey.
Meski demikian, Bey akui secara umum terdapat dampak signifikan soal potensi efisiensi dari metode WFA. Salah satu contohnya, akan mengurangi kemacetan di jalanan.
“Tapu penggunaan listrik bagaimana? Apa betul berkurang? Saya minta kaji betul. Tiga hari itu memang memungkinkan aturannya. Jangan sampai mengurangi pelayanan ke masyarakat,” tuturnya.
Baginya yang terpenting jangan sampai tujuan WFA mengganggu efektivitas dan pelayanan publik.
Apalagi tujuan dari efisiensi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Nanti Bapenda Senin libur, masyarakat gimana? Jangan sampai mengurangi pelayanan kepada masyarakat. DPMPTSP misalnya tutup hari Jumat. Kok tutup? Kan efisiensi. Gak begitu. Pelayanan tidak boleh berkurang,” sambungnya.
Terlepas dari itu, lanjutnya, WFA ini sendiri diakuinya sudah pernah diimplementasikan Pemprov Jabar saat pandemi Covid 19 beberapa waktu lalu.
Saat itu, kata Bey, termasuk saat ini, optimalisasi teknologi dilakukan supaya WFA tidak mempengaruhi kinerja pemerintah.
“Sebetulnya sudah lama Pemprov Jabar punya skema seperti itu. Saya lebih ingin efektivitas, lebih ke memang betul sudah bisa 3 hari karena teknologinya lebih terukur lagi kinerja pegawainya. Jangan sampai mengurangi pelayanan masyarakat. Yang dipegang itu,” pungkasnya. (Mohammad)
53 Total Count