TODAYNEWS.ID – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya mencatat telah menangani 168 kejadian kebakaran sepanjang Januari hingga September 2025.
Kasus terbanyak terjadi pada bangunan dengan 58 insiden. Disusul kebakaran alang-alang sebanyak 31 kasus, serta kebakaran sampah, fasilitas umum, dan area perdagangan dengan jumlah serupa, yakni 31 kasus.
Kepala Bidang DPKP Surabaya, Wasis Sutikno, menjelaskan bahwa mayoritas kebakaran pada bangunan dipicu korsleting listrik maupun kelalaian saat memasak. “Banyak kejadian karena kompor lupa dimatikan atau ditinggal. Selain itu, korsleting listrik juga masih mendominasi,” terangnya, Minggu (14/9).
Ia menambahkan, kebiasaan membakar sampah sembarangan juga menjadi penyumbang kasus. Bara api kerap terbawa angin dan memicu kebakaran di lokasi lain. “Abu sisa pembakaran bisa terbang, lalu jatuh di tempat mudah terbakar. Dari situlah muncul api baru,” ujarnya.
Untuk mengurangi risiko, Wasis mengimbau masyarakat lebih waspada dalam penggunaan listrik. Ia menyarankan agar peralatan elektronik yang tidak dipakai segera dimatikan. “Kipas angin, misalnya, kalau sudah tidak digunakan sebaiknya dicabut. Kadang-kadang korsleting muncul dari situ,” katanya.
Ia juga mengingatkan soal standar instalasi listrik. “Kabel itu punya batas beban. Kalau dipaksakan melebihi kapasitas, risikonya besar. Maka gunakan instalasi sesuai standar SNI,” tegasnya.
Selain itu, warga juga diminta berhenti membakar alang-alang maupun sampah sembarangan. Selain berpotensi melanggar aturan, aktivitas itu kerap menyebabkan api merembet ke permukiman atau bangunan sekitar.
“Sering kali bara jatuh ke gudang, warung, bahkan rumah. Kalau sudah begitu, dampaknya bisa fatal,” tandasnya.
Tidak ada komentar