Rachel/Febi Melaju ke Babak 16 Besar Arctic Open 2025. (Dok. PBSI)TODAYNEWS.ID — Ganda putri Indonesia, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum, gagal mempertahankan keunggulan tim pada partai kedua final beregu putri SEA Games 2025.
Mereka kalah dari pasangan Thailand, Benyapa Aimsaard/Supissara Paewsampran, dengan skor 18-21, 21-11, 18-21 di Gymnasium 4 Thammasat University Rangsit Campus, Rabu.
Pertandingan berlangsung sengit selama 1 jam 23 menit. Hasil ini membuat kedudukan sementara menjadi 1-1, setelah sebelumnya Putri Kusuma Wardani membawa Indonesia unggul lebih dulu.
Rachel/Febi memulai gim pertama dengan baik dan memimpin 2-0. Namun Benyapa/Supissara mampu bangkit dan membalikkan keadaan menjadi 11-9 saat interval.
Upaya mengejar hingga 18-18 belum cukup bagi pasangan Indonesia untuk mengambil gim pertama. Thailand memastikan kemenangan 21-18 pada gim pembuka.
Memasuki gim kedua, kedua pasangan bermain ketat hingga skor 8-8. Rachel/Febi kemudian tampil lebih agresif dan unggul 11-8 saat interval.
Selepas jeda, pasangan Indonesia tampil lebih stabil dan mampu menutup gim kedua dengan kemenangan telak 21-11.
Gim penentuan kembali menghadirkan persaingan sengit. Pasangan Thailand langsung tancap gas dan memimpin 4-0 di awal laga.
Rachel/Febi berhasil mengejar hingga 5-6 dan menipiskan selisih menjadi 8-11 saat interval gim ketiga.
Kebangkitan pasangan Indonesia berlanjut hingga menyamakan kedudukan 17-17. Namun Benyapa/Supissara kembali memegang kendali pada poin-poin akhir dan merebut kemenangan 21-18.
Hasil ini membuat skor sementara menjadi 1-1. Laga masih panjang dengan tiga partai tersisa yang menentukan peraih medali emas.
Pada partai ketiga, Indonesia menurunkan Gregoria Mariska Tunjung untuk menghadapi bintang Thailand, Ratchanok Intanon.
Partai keempat mempertemukan Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari menghadapi Ornnicha Jongsathpornparn/Jhenicha Sudjaipraparat.
Laga terakhir akan menjadi penentu jika skor masih imbang, dengan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi berhadapan dengan Supanida Katethong.
Usai pertandingan, Rachel mencoba mengambil sisi positif. “Puji Tuhan bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera apapun. Kami sudah tahu permainannya, hanya belum benar-benar merasakan langsung bagaimana lawan mereka,” ujar Rachel.
Ia mengakui faktor emosional turut memengaruhi. “Mungkin ada perasaan karena bermain beregu jadi bikin kami buru-buru dan terlalu bernafsu untuk mematikan lawan,” tambahnya.
Febi menilai pertahanan lawan menjadi tantangan terbesar. “Mereka defensenya cukup rapat. Kami sudah mencoba menyerang beberapa kali, tetapi mereka masih bisa mengambil. Supissara juga permainan depannya sangat rapat,” ucapnya.