Presiden Prabowo Subianto menyinggung eks Wamenaker Immanuel Ebenezer atau Noel saat berpidato di acara Pembukaan APKASI Otonomi Expo 2025. Foto: Repro/YouTube Sekretariat Presiden TODAYNEWS.ID – Presiden Prabowo Subianto menyatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas.
Prabowo menegaskan program ini dirancang tidak hanya untuk mengatasi persoalan gizi, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia dan masa depan bangsa.
“Makan Bergizi Gratis pada dasarnya adalah penyediaan makanan bergizi tanpa biaya. Program ini lahir dari pengalaman saya selama bertahun-tahun berkampanye,” ujar Prabowo, mengutip dari keterangan biro pers Istana, Jumat (17/10/2025)
Ia mengungkapkan gagasan MBG bermula saat dirinya kerap berkunjung ke berbagai daerah dengan melihat langsung kondisi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan stunting akibat kemiskinan dan keterbatasan asupan makanan.
“Setiap kali saya datang ke sebuah desa, saya disambut anak-anak yang berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan. Saya sering berbicara dengan mereka. Saya tanya usia mereka, dan saya sering terkejut. Anak laki-laki kecil yang saya kira berumur empat tahun ternyata berumur sepuluh tahun,” ucap Prabowo.
“Anak perempuan yang saya kira berusia lima tahun, ternyata sudah sebelas tahun. Saat itulah saya melihat langsung, dengan mata kepala sendiri, stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan,” tambah Prabowo mengungkapkan.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan program seperti MBG ini sebenarnya sudah diterapkan di banyak negara yang terbukti membawa dampak sosial dan ekonomi positif.
Ia menilai Indonesia memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukan hal serupa, sebagai bentuk keberpihakan terhadap anak-anak dan masa depan bangsa.
Sedangkan terkait masalah keracunan MBG yang masih terus terjadi, Prabowo mengatakan, akan meningkatkan pengawasan dan standar operasional untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan agar program MBG lebih baik lagi ke depannya.
“Tentu kami menghadapi kendala. Beberapa kasus keracunan makanan memang terjadi, namun dari total jumlah makanan yang kami distribusikan, angkanya hanya sekitar 0,0007 persen,” ujarnya.
“Bahkan satu kasus pun tidak dapat diterima, tetapi dalam setiap upaya manusia, mencapai kesempurnaan nol kesalahan sangatlah sulit. Kami tidak mencari alasan, kami bertekad memperbaikinya,” demikian Presiden Prabowo.