JAKARTA, todaynews.id – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero, membeberkan potensi besar pengelolaan Bank emas untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga RP 245 triliun.
Dalam keterangannya, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, terdapat dua alasan untuk mendapatkan potensi soal keuntungan besar dalam membangun Bank emas di Indonesia.
Sunarso menjelaskan, potensi pertama yaitu cadangan potensi emas sebanyak 1.800 ton milik masyarakat sejauh ini masih berada diluar sistem keuangan formal.
Atas dasar itu, Sunarso menyebut bahwa pembangunan Bank emas ini adalah salah satu upaya dari pemerintah untuk mengajak rakyat menyimpan emas di bank emas dalam rangka kepentingan monetisasi dan likuiditas pembangunan.
“Laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bisa dipacu dengan adanya tambahan likuiditas dari monetisasi emas,” ujar Sunarso dalam keterangannya, dikutip Sabtu (1/3/2025).
Disisi lain, Sunarso mengatakan, bahwa cadangan emang nantinya diproduksi menjadi produk turunan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sunarso menuturkan, melalui poin langkah tersebut, pemerintah nanti akan mengolah emas terlebih dulu sebelum menjualnya atau dipasarkan untuk menghasilkan nilai tambah yang cukup besar
Sunarno menegaskan, peresmian Bank emas Indonesia bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku emas.
“Pemanfaatan emas di dalam negeri diperkirakan akan mampu menyerap tambahan 1,8 juta tenaga kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nominal hingga Rp 245 triliun,” kata Sunarso.
Sunarso menerangkan, dengan diresmikannya Bank emas oleh pemerintah, diharapkan berjalan optimal dalam rangka mendorong cadangan emas dalam negeri dan mengurangi kebutuhan impor.
Selian itu, Sunarso menambahkan, pemerintah telah menunjuk BRI untuk memfasilitasi dan berperan aktif dalam ekosistem Bank emas termasuk melayani masyarakat melalui anak usahanya pegadaian.
“Transaksi bisa difasilitasi melalui BRImo, dan sebagian juga telah dilakukan melalui Pegadaian yang cukup berpotensi mengalami pertumbuhan signifikan,” tandas Sunarso. (GIB)