x

Ombudsman: Penurunan Produksi Penggilingan Berdampak Harga Beras Naik

waktu baca 2 menit
Rabu, 3 Sep 2025 16:31 11 Afrizal Ilmi

TODAYNEWS.ID — Ombudsman Republik Indonesia menyoroti kondisi pasokan gabah yang kian berkurang di berbagai daerah penghasil padi. Ombudsman mencatat 9,1 persen penggilingan padi berhenti beroperasi karena tidak memperoleh pasokan gabah selama Agustus 2025.

Hal itu berdampak pada harga beras yang beredar di masyarakat. Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menegaskan harga beras kini menjadi isu utama masyarakat di berbagai daerah.

“Dan salah satu persoalan perekonomian yang disorot oleh masyarakat itu adalah harga beras,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Ombudsman melakukan survei di 23 provinsi dengan melibatkan 88 penggilingan padi. Dari jumlah itu, 59 penggilingan memproduksi beras, sementara sisanya hanya menyediakan jasa penggilingan gabah.

Hasil survei menunjukkan adanya penggilingan yang tidak beroperasi. Sebanyak 9,1 persen dari total penggilingan beras berhenti karena gagal mendapatkan pasokan gabah.

“Sebanyak 9,1 persen penggilingan tidak mendapatkan pasokan gabah sehingga tidak dapat beroperasi dalam satu bulan terakhir,” jelas Yeka. Kondisi ini menambah tekanan pada stabilitas harga pangan.

Selain itu, Ombudsman mencatat tren penurunan pembelian gabah secara nasional. Angkanya turun 13,5 persen dibandingkan Agustus 2022.

“Rata-rata sebesar 13,5 persen penurunan penggilingan padi,” kata Yeka. Fenomena ini menandakan persoalan distribusi bahan baku semakin serius.

Penurunan juga terjadi pada kategori penggilingan menengah. Produksinya berkurang 12,2 persen, sedangkan penggilingan kecil turun 8,9 persen.

Yeka menyebut kinerja penggilingan merosot karena menurunnya rendemen gabah kering giling (GKG). Perbandingannya sekitar 1,33 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

“Dibandingkan Agustus 2024, rendemen beras dari GKG menurun sekitar 1,33 persen,” ungkapnya. Hal ini berdampak pada jumlah beras yang dihasilkan.

Kondisi tersebut juga dipengaruhi faktor harga. Harga beli gabah meningkat 4,9 persen dalam periode yang sama.

Sementara itu, harga jual beras tercatat naik lebih tinggi. Persentase kenaikannya mencapai 5,9 persen.

Perbedaan kenaikan harga gabah dan beras memberi beban tambahan bagi masyarakat. Situasi ini sekaligus menunjukkan perlunya intervensi kebijakan yang lebih kuat.

Ombudsman menilai pemerintah perlu segera memperhatikan keberlanjutan pasokan gabah dan kinerja penggilingan. Stabilitas harga beras menjadi kunci dalam menjaga daya beli masyarakat.

 

Post Views12 Total Count

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

1 day ago
1 day ago
1 day ago
1 day ago

LAINNYA
x
x