Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir membuka Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Tahun 2025 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (30/10/2025). (Dok. Kemenpora) TODAYNEWS.ID — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir, menegaskan sikap tegas terhadap empat cabang olahraga yang masih dilanda dualisme kepengurusan. Ia memberi tenggat waktu hingga akhir Desember 2025 agar konflik segera diselesaikan.
Empat cabang olahraga tersebut adalah tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw. Dualisme di tubuh federasi ini sudah berlangsung lama dan berdampak langsung pada pembinaan atlet nasional.
Erick menyebut persoalan ini bukan sekadar urusan administrasi organisasi. Ia menilai konflik tersebut telah menghambat kiprah atlet di ajang internasional.
“Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan. Setelah itu baru kita bisa konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional,” ujar Erick Thohir.
Ia menambahkan, pembenahan tata kelola olahraga menjadi bagian penting dari visi besar Presiden Prabowo Subianto. Erick ingin harmoni dalam organisasi menjadi fondasi untuk mencapai prestasi dunia.
Menurut Erick, pengurus cabang olahraga yang solid akan menjadi motor kemajuan olahraga Indonesia. Ia menegaskan, Asta Cita Presiden menempatkan kejayaan olahraga sebagai salah satu prioritas nasional.
Kemenpora telah mengirimkan surat resmi kepada Ketua Umum KOI dan KONI pada 1 Oktober 2025. Dalam surat itu, Menpora meminta kedua lembaga olahraga tertinggi itu mengambil peran aktif menyelesaikan sengketa.
Penyelesaian diharapkan dilakukan melalui musyawarah dan mufakat sesuai amanat Undang-Undang Keolahragaan. Erick menilai dialog dan kesadaran bersama menjadi kunci utama mengakhiri perpecahan.
“Kami di Kemenpora telah melakukan instropeksi dengan perbaikan tata kelola internal,” kata Erick. “Maka kami ingin KOI, KONI, dan para pengurus federasi olahraga juga melakukan hal serupa,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa waktu tiga bulan sudah cukup untuk menyatukan dua kubu yang berseteru. Menpora ingin proses ini berakhir tanpa intervensi keras dari pemerintah.
Kini, sebulan telah berlalu sejak surat disampaikan kepada KOI dan KONI. Artinya, hanya tersisa dua bulan bagi pengurus untuk menuntaskan masalah yang berlarut-larut itu.
Jika sampai batas waktu tidak ada hasil konkret, Kemenpora siap turun tangan. Erick menegaskan, kementerian akan mengambil langkah strategis demi menyelamatkan pembinaan dan karier atlet.
“Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan sengketa kepengurusan,” tegas Erick. “Jika sampai akhir tahun tidak tuntas, kami akan mengambil alih demi menyelamatkan prestasi olahraga kita,” pungkasnya.