Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD. Foto: Dok. Pribadi TODAYNEWS.ID — Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menduga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) takut mengusut dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Meski demikian, Mahfud tidak menjelaskan secara spesifik kepada siapa lembaga antirasuah itu merasa takut.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan mengenai penyebab KPK belum terlihat proaktif dalam menyelidiki kasus yang melibatkan investasi besar tersebut. “Dugaan saya (KPK) takut. Entah takut pada siapa,” ujar Mahfud dalam program Kompas Petang di Kompas TV, dikutip Selasa (28/10/2025).
Mahfud menilai bahwa isu dugaan korupsi proyek kereta cepat sebenarnya sudah ramai diperbincangkan publik sejak pertengahan Oktober. Ia menyebut, topik ini mencuat setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak penggunaan dana APBN untuk membayar utang proyek tersebut.
“Kasus ini ramai sejak tanggal 12–13 Oktober. Ketika itu, Menteri Keuangan Purbaya mengeluarkan pernyataan menolak pembayaran utang proyek menggunakan APBN,” kata Mahfud.
Ia menambahkan, dirinya baru memberikan komentar setelah muncul pernyataan Purbaya. “Saya ngomong tanggal 14, sudah hari ketiga,” ujarnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, Mahfud juga menyinggung adanya indikasi penggelembungan anggaran atau mark up dalam pembangunan proyek kereta cepat Whoosh. Ia menilai, selisih biaya antara proyek di Indonesia dan di China terlalu besar untuk diabaikan.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS. Di China hanya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” kata Mahfud dalam video di kanal YouTube Mahfud MD Official yang diunggah 14 Oktober 2025.
Mahfud mempertanyakan ke mana selisih dana tersebut mengalir dan siapa pihak yang bertanggung jawab atas lonjakan biaya pembangunan. “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. Itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” tegasnya.
Ia mendesak agar lembaga penegak hukum, khususnya KPK, segera mengambil langkah konkret dalam penyelidikan proyek yang menelan biaya lebih dari Rp120 triliun itu. Menurutnya, transparansi mutlak diperlukan karena proyek tersebut dibiayai oleh publik melalui berbagai instrumen keuangan negara.
Mahfud menilai, keberanian dan integritas KPK sedang diuji dalam kasus besar seperti ini. Ia berharap lembaga antirasuah dapat bekerja tanpa tekanan dan bebas dari intervensi politik.
Pernyataan Mahfud MD ini menambah sorotan publik terhadap kinerja KPK dalam menangani kasus-kasus besar yang berkaitan dengan proyek strategis nasional. Sejumlah pihak pun mendorong lembaga tersebut agar segera membuka penyelidikan resmi terhadap dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh.