x

Langkah Terhenti, Alwi dan Putri Akui Inkonsistensi di China Open 2025

waktu baca 3 menit
Selasa, 22 Jul 2025 14:14 35 Afrizal Ilmi

TODAYNEWS.ID — Perjuangan dua wakil tunggal Indonesia, Alwi Farhan dan Putri Kusuma Wardani, harus terhenti di babak awal China Open 2025. Turnamen BWF Super 1000 yang digelar di Changzhou itu kembali menunjukkan betapa beratnya persaingan di level elite.

Alwi Farhan tampil melawan unggulan asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn, pada babak 32 besar. Meski mampu merebut gim pertama, Alwi akhirnya menyerah dalam rubber game dengan skor 21-10, 15-21, 18-21.

Usai pertandingan, Alwi tak menampik bahwa performanya belum stabil. Ia menyesali beberapa keputusan yang terlalu terburu-buru di saat-saat krusial.

“Tetap bersyukur dengan hasil ini tapi saya merasa performa saya kurang stabil. Di gim ketiga ada kesalahan, walau saya bisa mengejar tapi beberapa kali di akhir masih agak buru-buru,” kata Alwi dikutip dari PBSI.

Ia juga memuji permainan lawannya yang dinilai lebih mampu menguasai kondisi lapangan. Adaptasi Kunlavut terhadap arah angin dan shuttlecock menurutnya sangat baik.

“Kunlavut bermain lebih baik, dia bisa lebih mengontrol situasi angin dan shuttlecock, saya banyak belajar dari pertandingan hari ini,” lanjutnya. Meski kalah, Alwi merasa laga ini memberi bekal penting bagi mentalitasnya.

Menghadapi pemain peringkat satu dunia, menurutnya merupakan tantangan besar sekaligus kesempatan berharga. Ia merasa makin siap menghadapi siapa pun di masa depan.

“Dari pertandingan tadi saya merasa sekarang mau lawan siapa saja, saya sudah tidak gugup dan tidak kalah level yang begitu jauh,” ucap Alwi. Ia menekankan pentingnya terus belajar dalam aspek strategi dan pengalaman.

“Memang dari pengalaman dan taktik strategi di lapangan masih harus banyak belajar. Ini bagian dari proses dan pengembangan kepercayaan diri untuk saya,” sambung pemain peringkat 28 dunia itu.

Nasib serupa dialami Putri Kusuma Wardani yang kalah dari Sim Yu Jin asal Korea Selatan. Putri harus mengakui keunggulan lawannya dalam pertarungan ketat tiga gim, 14-21, 21-14, 19-21.

Putri sebelumnya memasang target minimal perempat final di turnamen ini. Namun hasil akhir kembali memperlihatkan tantangan inkonsistensi dalam permainannya.

“PR saya masih sama dari dua turnamen ini, fokus dan konsistensi. Poin-poin krusial yang harusnya bisa saya ambil, malah lepas karena permainan saya masih naik-turun,” ujar Putri usai laga.

Masalah yang sama kerap muncul di turnamen-turnamen besar seperti Malaysia Open, All England, dan Indonesia Open. Putri mampu tampil menekan di awal, namun gagal menjaga momentum hingga akhir laga.

Dalam duel melawan Sim Yu Jin, ia sempat membalikkan keadaan di gim kedua. Namun lagi-lagi, di poin-poin terakhir, kendali pertandingan lepas dari tangannya.

“Di poin-poin akhir, pengembalian saya malah mempermudah lawan. Saya kurang membaca pergerakan, dan dia bisa merancang serangan,” tambahnya.

Catatan ini juga memperpanjang rekor buruk Putri atas Sim Yu Jin, di mana dari empat pertemuan terakhir, ia hanya menang sekali. Evaluasi mendalam kini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ia selesaikan jika ingin bersaing di papan atas dunia.

 

Post Views36 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Iklan

    Pilkada & Pilpres

    INSTAGRAM

    2 hours ago
    2 hours ago
    2 hours ago
    11 hours ago

    LAINNYA
    x