TODAYNEWS.ID — Warganet ramai mengkritik wacana penunjukan sejumlah tokoh kontroversial dalam jajaran pimpinan Danantara. Nama Burhanuddin Abdullah dan Muliaman Hadad menjadi sorotan utama karena rekam jejak mereka dalam kasus korupsi dan skandal keuangan.
Nama Muliaman Hadad dikaitkan dengan beberapa kasus besar. Ia pernah diperiksa secara intensif oleh KPK dalam skandal Bank Century yang mengguncang keuangan negara. Selain itu, saat menjabat sebagai Ketua OJK, Muliaman juga dianggap gagal mengawasi Jiwasraya yang menyebabkan kerugian negara hingga belasan triliun rupiah.
Muliaman dinilai lalai dalam menjalankan tugasnya mengawasi Jiwasraya, yang kala itu menawarkan produk investasi dengan skema tidak masuk akal. Skandal ini kemudian menjadi salah satu kasus keuangan terbesar di Indonesia.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengkritik komposisi kepemimpinan Danantara yang justru diisi oleh figur bermasalah. “Jika melihat nama-nama yang diwacanakan, termasuk inisiatornya, ada keraguan bahwa Danantara akan berdiri kokoh secara profesional dan proporsional,” kata Dedi pada Rabu (19/2/2025).
Selain Muliaman, Burhanuddin Abdullah juga menjadi sorotan. Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pernah dipenjara selama lima tahun karena kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia ke DPR senilai Rp100 miliar.
Penunjukan tokoh-tokoh bermasalah ini memicu kritik keras di media sosial. Pegiat media sosial John Sitorus menyoroti rekam jejak Burhanuddin. “Burhanuddin Abdullah Harahap ketua tim pakar Danantara. FYI, orang ini pernah dipenjara lima tahun atas kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia ke DPR,” tulisnya.
Tak hanya itu, akun Pakar Intelek juga mengkritik susunan dewan pengawas dan tim pakar Danantara. “Dewan Pengawas dan Ketua Tim Pakar serta Inisiator Danantara orang bermasalah semua. Terus kita masih optimis? Ndasmu! #Indonesiagelap,” tulisnya.
Warganet lainnya mempertanyakan alasan di balik pemilihan figur-figur ini untuk menduduki posisi strategis. Mereka menilai bahwa keputusan tersebut mengancam kredibilitas Danantara sejak awal.
Sejumlah pihak juga mendesak pemerintah untuk lebih selektif dalam menempatkan pejabat di lembaga penting. Mereka berharap Danantara tidak menjadi tempat bagi figur bermasalah yang dapat merusak kepercayaan publik.
Hingga saat ini, pihak berwenang belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik publik terhadap komposisi kepemimpinan Danantara. Namun, reaksi keras dari masyarakat menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga ini sedang diuji.
Caption Foto: Burhanuddin Abdullah Mantan Gubernur Bank Indonesia