TODAYNEWS.ID – Hadi Purwanto, seorang juru parkir resmi yang bertugas di depan sebuah minimarket di Jalan Kartini, Surabaya, mengungkap pengalaman tidak menyenangkan yang menimpanya beberapa waktu lalu.
Pada Kamis malam (5/6), ia mengaku didatangi delapan orang tak dikenal yang memaksa meminta jatah lahan parkir.
“Waktu itu mereka datang rame-rame, minta bagian dari tempat parkir. Alasannya buat makan sehari-hari,” tutur Hadi saat ditemui usai berbicara dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Rabu (11/6).
Menurut Hadi, meski tidak sampai terjadi tindak kekerasan fisik, suasana saat itu cukup menegangkan. Kelompok tersebut menggunakan nada tinggi dan membentak-bentaknya. Ia sempat merasa terintimidasi, namun tetap mencoba menjaga sikap dan menjelaskan bahwa area parkir tersebut merupakan tanggung jawab resmi yang telah diatur pemerintah kota.
“Cuma dibentak-bentak sih, nggak sampai dipukul. Tapi ya tetap bikin tidak nyaman,” ungkapnya.
Hadi pun menjelaskan kepada mereka bahwa kebijakan Pemkot Surabaya mewajibkan toko modern menyediakan parkir resmi, lengkap dengan juru parkir bersertifikat. Ia menyampaikan bahwa dirinya hanya menjalankan arahan dari Pemkot yang ingin menertibkan fasilitas parkir di kota.
“Saya bilang, sudah jelas ini parkir resmi. Arahan dari Pak Wali langsung. Alhamdulillah, mereka waktu itu bilang mengerti dan sejak itu belum muncul lagi,” ujarnya.
Ketika ditanya soal identitas para pelaku, Hadi mengaku tidak mengetahui pasti. Ia juga tidak bisa memastikan apakah mereka berasal dari organisasi masyarakat atau hanya kelompok liar. “Pas ditanya mereka diam saja. Sepertinya bukan dari ormas, cuma sekelompok orang,” jelasnya.
Menanggapi kejadian ini, Wali Kota Eri Cahyadi angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pemerintah kota tidak akan tinggal diam jika ada unsur premanisme yang mengganggu ketertiban umum.
“Jangan sampai ada yang mengintimidasi jukir resmi. Kalau mereka (jukir) sudah sesuai aturan, saya yang akan pasang badan,” tegas Eri.
Lebih lanjut, Eri menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah mengambil langkah cepat. Beberapa pelaku yang diduga melakukan pemerasan terhadap jukir telah diamankan aparat Polsek setempat.
“Kapolrestabes sudah jelas menyampaikan bahwa Surabaya tidak boleh ada preman. Siapapun yang coba-coba, pasti ditindak tegas,” pungkasnya.