Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir, menerima kunjungan Ketua Komisi Olahraga Filipina (Philippine Sports Commission/PSC), Patrick Gregorio, di Jakarta, Minggu (19/10/2025). (Dok. Kemenpora) TODAYNEWS.ID — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir, menerima kunjungan Ketua Komisi Olahraga Filipina (Philippine Sports Commission/PSC), Patrick Gregorio, di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Pertemuan tersebut membahas peluang kolaborasi strategis antara Indonesia dan Filipina di bidang olahraga.
Erick menjelaskan, kedua pihak menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama olahraga di kawasan Asia Tenggara. Salah satu agenda utama adalah menyelaraskan cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA Games dengan standar Olimpiade.
“Kita sudah suarakan bahwa dari Indonesia menginginkan SEA Games harus mempertandingkan cabang-cabang yang ada di Olimpiade. Insyaallah saya pada bulan Februari tahun depan akan mengundang seluruh menteri olahraga yang ada di Asia Tenggara untuk mulai mengomunikasikan hal ini,” ujar Erick, Selasa (21/10/2025).
Menurut Erick, gagasan tersebut lahir dari semangat untuk meningkatkan daya saing atlet Asia Tenggara di kancah global. Ia menilai, SEA Games seharusnya menjadi batu loncatan menuju prestasi di Olimpiade.
“Kita bisa lihat bagaimana atlet senam Filipina pada Olimpiade kemarin dapat medali emas. Kita pun kini tidak hanya mendapat medali emas dari bulu tangkis, kita sudah mendapat dari angkat besi, dan juga tentu speed climbing,” tuturnya.
Erick juga mencontohkan kesuksesan negara lain di kawasan. “Negara-negara lain seperti Singapura sudah pernah juara Olimpiade melalui renang. Nah, hal-hal ini yang saya rasa kami perlu mengusulkan untuk Asia Tenggara lebih baik ke depan,” tambahnya.
Filipina pun menyambut baik gagasan yang diusulkan Indonesia tersebut. Sebagai tuan rumah ASEAN tahun 2026, Filipina berencana mengundang para menteri olahraga Asia Tenggara untuk membahas arah pembinaan olahraga di kawasan.
Patrick Gregorio menyampaikan bahwa pertemuan pada April mendatang akan difokuskan untuk memperkuat agenda diskusi mengenai masa depan SEA Games. Tujuannya agar ajang tersebut benar-benar mencerminkan semangat menuju prestasi Olimpiade.
Menpora Erick menilai, jika rencana ini berjalan, maka atlet Indonesia harus semakin kompetitif. Ia menyebut persaingan antarnegara di kawasan akan semakin ketat karena setiap negara akan berfokus meningkatkan pembinaan atlet.
“Tentu prestasi para atlet Indonesia juga harus lebih baik lagi. Karena pasti dengan dorongan strategi besar SEA Games mencerminkan Olimpiade, semua negara Asia Tenggara akan refocusing strategi besar olahraganya,” ujar Erick.
Ia menegaskan pentingnya Indonesia untuk tidak tertinggal dari negara lain. “Nah, kalau kita ketinggalan, jangan kaget bila nanti perolehan emas negara-negara Asia Tenggara lebih banyak dari Indonesia di Olimpiade. Ini yang harus kita jaga sebagai negara yang besar dan kuat,” tegasnya.
Sementara itu, Patrick Gregorio menyatakan komitmen Filipina untuk terus memperkuat kolaborasi dengan Indonesia. Ia menilai keberhasilan kedua negara di Olimpiade 2024 Paris menjadi simbol kebangkitan Asia Tenggara di dunia olahraga.
“Kesuksesan Olimpiade Filipina dan Indonesia adalah kesuksesan Asia Tenggara. Bersama kita akan membangun hubungan yang lebih kuat dan padu dalam kompetisi internasional,” kata Gregorio yang hadir di Jakarta untuk pembukaan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.
Selain membahas SEA Games, pertemuan tersebut juga menyinggung peluang kerja sama menjadi tuan rumah berbagai turnamen internasional. Indonesia sebelumnya sukses berkolaborasi dengan Filipina menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023, yang disebut sebagai model kerja sama masa depan.