Menpora RI Erick Thohir hadir di acara Stand Up Against Bullying di SMAN 3 Jakarta pada Jumat (14/11/2025). (Dok. Kemenpora)TODAYNEWS.ID — Menpora RI Erick Thohir hadir di acara Stand Up Against Bullying di SMAN 3 Jakarta pada Jumat (14/11/2025) pagi. Ia datang untuk menyampaikan pesan penting mengenai bahaya perundungan.
Dalam sambutannya, Erick menekankan urgensi pencegahan bullying sejak dini. Ia berbicara langsung di hadapan siswa kelas 10 hingga 12 yang memenuhi lapangan sekolah.
Erick mengingatkan pelajaran yang diwariskan ayahnya soal hubungan kakak dan adik. “Di keluarga saya, saya diajari oleh almarhum Bapak Saya, Haji Muhammad Thohir, kalau kakak harus sayang adik, itu prinsipnya,” kata Erick.
Ia menambahkan bahwa prinsip itu relevan di sekolah. “Kakak kelas harus sayang adik kelas, adik kelasnya harus respek sama kakak kelasnya. Setuju?” ujarnya.
Erick kemudian menanyakan pengalaman siswa terkait perundungan. Ia merasa lega karena kondisi sekolah dinilai kondusif tanpa kasus bullying.
Ia mengaku bangga dengan situasi tersebut. Sebagai alumnus SMAN 3, ia merasa lingkungan sekolah ini membentuk karakter banyak siswanya.
Erick lalu berbagi pengalaman pribadi ketika masih bersekolah. Ia mengaku pernah dirundung saat mewakili sekolah dalam pertandingan basket.
Ia menggambarkan kerasnya pertandingan antarkelas pada masa itu. “Waktu itu bertanding kelas satu dan kelas tiga di lapangan itu. Ya kami sebagai adik kelas main basketnya tidak seperti main basket, tetapi sudah seperti tarkam,” kenangnya.
Walau mengalami tekanan, Erick tetap menyelesaikan pertandingan hingga akhir. Ia juga mengingat momen ketika seniornya memberikan apresiasi.
“Kakak-kakak kelas menghampiri saya, mereka bilang ‘kamu hebat, kamu tidak takut’,” ujar Erick. Ia menegaskan bahwa pelaku bullying tidak pantas dibanggakan dan korban harus berani bangkit.
Erick menyebut SMAN 3 sebagai sekolah yang membentuk karakter kepemimpinannya. Ia mengatakan sekolah ini mengajarkan empati, persahabatan, dan keberanian.
Menpora juga menyoroti pentingnya program yang benar-benar menyentuh siswa. Ia menambahkan, “Undang-undang di Indonesia mengajarkan usia muda itu dalam rentang 16 sampai 30 tahun. Saya sebagai Menteri berusaha supaya usia muda itu harus dimulai dari usia 14 tahun.”
Terakhir, Erick mengajak siswa untuk saling menghargai dan berani menghadapi bullying.
“Bully itu banyak yang lewat sosial media, banyak juga dengan kata-kata. Hadapi,” pesannya, seraya menekankan pentingnya empati dalam membangun karakter generasi muda.