x

Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Perkuat Mitigasi Cuaca Ekstrem Jelang Natal dan Tahun Baru 2026

waktu baca 4 menit
Rabu, 17 Des 2025 11:27 4 Azis Arriadh

TODAYNEWS.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memperkuat mitigasi cuaca ekstrem Jakarta dalam menghadapi musim penghujan dan potensi cuaca ekstrem, khususnya pada periode akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, guna memastikan kesiapsiagaan seluruh perangkat daerah melalui pendekatan yang terencana, terukur, dan berbasis data kebencanaan.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemprov DKI Jakarta menerbitkan Instruksi Sekretaris Daerah (Insekda) Nomor 98 Tahun 2025 tentang Mitigasi Menghadapi Musim Penghujan. Insekda tersebut menjadi pedoman operasional bagi seluruh perangkat daerah dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi banjir, cuaca ekstrem, dan dampak hidrometeorologi lainnya.

Untuk memastikan implementasi Insekda berjalan efektif dan sesuai dengan kondisi lapangan terkini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, memimpin rapat terbatas (ratas) mitigasi cuaca ekstrem di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/12). Rapat ini dihadiri jajaran perangkat daerah terkait serta pemangku kepentingan eksternal, di antaranya BMKG, Basarnas, Pushidrosal TNI AL, serta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Ratas tersebut menjadi forum sinkronisasi data prakiraan cuaca, informasi hidrometeorologi, potensi banjir akibat curah hujan tinggi, banjir kiriman, hingga banjir rob. Selain itu, dibahas pula kesiapan penanganan darurat lintas sektor agar langkah mitigasi dapat dijalankan secara antisipatif dan responsif.

“Kita tentu memiliki agenda tahunan seperti Natal dan Tahun Baru. Namun, saat ini terdapat potensi cuaca ekstrem, termasuk keberadaan beberapa siklon di wilayah Indonesia. Karena itu, data dari BMKG, Pushidrosal, dan instansi terkait sangat penting agar Pemprov DKI Jakarta dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat,” ujar Wagub Rano.

Wagub Rano menekankan pentingnya penguatan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana, mulai dari banjir akibat curah hujan tinggi, banjir kiriman, hingga banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta. Ia juga meminta jajaran Pemprov DKI Jakarta memastikan ketersediaan pangan dan layanan dasar tetap terjaga dalam berbagai skenario kebencanaan.

“Untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam mengantisipasi curah hujan tinggi, sesuai arahan Pak Gubernur, langkah ini tidak hanya dilakukan di wilayah Jakarta, tetapi juga harus dikoordinasikan dengan wilayah penyangga di sekitar Jakarta,” tambahnya.

Dari sisi infrastruktur pengendalian banjir, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melaporkan telah menyiagakan 612 unit pompa stasioner di berbagai rumah pompa serta 590 unit pompa mobile yang siap dikerahkan ke titik rawan genangan. Selain itu, normalisasi dan pemeliharaan rutin saluran makro dan mikro, pengerukan sedimen sungai, serta optimalisasi fungsi pintu air terus dilakukan.

Untuk mengantisipasi banjir rob, Dinas SDA menyampaikan bahwa sejumlah tanggul mitigasi di wilayah pesisir utara Jakarta telah selesai dibangun dan diperkuat. Pengoperasian sistem polder dan pintu air juga terus dikoordinasikan, khususnya pada periode pasang maksimum.

Dalam ratas tersebut, BMKG menyampaikan bahwa prediksi cuaca dapat dilakukan secara akurat hingga tujuh hari ke depan dan menyatakan kesiapan untuk terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta apabila terdapat potensi cuaca ekstrem yang memerlukan langkah antisipatif. Sementara itu, Pushidrosal TNI AL menjelaskan bahwa potensi banjir rob di wilayah utara Jakarta telah dipetakan melalui kalender banjir rob yang disusun dan disosialisasikan secara berkala.

BPBD DKI Jakarta turut melaporkan telah menyiapkan panduan penanganan banjir yang dapat diakses masyarakat secara terbuka dan digital sebagai bagian dari upaya peningkatan kesiapsiagaan publik.

Sebagai informasi, berdasarkan prakiraan BMKG, wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Dasarian II dan III Desember 2025 diperkirakan mengalami curah hujan 50–150 mm. Puncak curah hujan diprediksi terjadi pada Dasarian I Januari 2026, dengan potensi hujan 150–200 mm di sebagian besar wilayah Jakarta. Sementara itu, wilayah Bogor Selatan sebagai daerah hulu diperkirakan mencatat curah hujan tertinggi, mencapai 200–300 mm, yang berpotensi meningkatkan risiko banjir kiriman ke wilayah hilir, termasuk Jakarta.

Adapun Insekda Nomor 98 Tahun 2025 memuat lima fokus utama, yakni kesiapsiagaan dini melalui pemetaan risiko bencana, optimalisasi infrastruktur pengendalian banjir, penguatan sumber daya personel dan logistik, koordinasi lintas sektor, serta sosialisasi dan peringatan dini kepada masyarakat, khususnya di wilayah rawan.

Pemprov DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala, memastikan seluruh perangkat daerah siaga, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor demi melindungi keselamatan warga dan meminimalkan dampak bencana selama musim penghujan.

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

4 hours ago
4 hours ago
4 hours ago
21 hours ago

LAINNYA
x
x