TODAYNEWS.ID — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan transformasi sepakbola Indonesia harus melampaui urusan kompetisi semata.
Ia menyatakan perubahan juga harus menyentuh tata kelola dan manajemen sepakbola secara menyeluruh.
Erick menyampaikan hal itu saat meresmikan pembukaan batch pertama Garuda Academy di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Menurutnya, akademi ini merupakan bagian dari komitmen PSSI membangun ekosistem sepakbola berkelanjutan.
“Inilah momen terbaik kolaborasi antara FIFA dan PSSI,” ujar Erick. Ia menjelaskan bahwa Garuda Academy mendapat dukungan langsung dari FIFA dan AFC.
Program ini melanjutkan inisiatif sebelumnya, yakni peresmian FIFA Arena untuk pembinaan anak-anak. Kini Garuda Academy hadir untuk membangun fondasi sumber daya manusia dalam sport management.
Erick menekankan bahwa 75% masyarakat Indonesia mencintai sepakbola. Karena itu, katanya, penting untuk menyiapkan SDM yang paham tata kelola dan operasional olahraga.
“Inisiasi Garuda Academy bersama FIFA dan AFC dilandasi kepedulian PSSI,” ucap Erick. Ia menjelaskan bahwa program ini ditujukan membentuk karakter dan kapabilitas SDM sepakbola.
Sebanyak 105 peserta akan mengikuti program batch pertama Garuda Academy. Proses seleksi dilakukan secara bertahap dengan keterlibatan FIFA dan AFC.
Lima finalis terbaik akan disaring untuk melanjutkan studi ke jenjang FIFA Master. Program ini merupakan level tertinggi pendidikan manajemen olahraga dari FIFA.
Erick berharap para peserta kelak menggantikan dirinya dan jajaran PSSI saat ini. “Jadi kita siapkan agar PSSI terus berubah dan berkembang,” tegasnya.
Menurut Erick, transformasi tak akan berhasil tanpa perubahan pada manusianya. Ia menegaskan pentingnya kesiapan SDM dalam menjaga kesinambungan reformasi.
FIFA dan AFC dinilai sebagai mitra strategis dalam perjalanan transformasi ini. Erick menilai kehadiran kedua badan ini memperkuat legitimasi program yang digagas PSSI.
Peluncuran Garuda Academy jadi bukti konkret bahwa PSSI serius membenahi sepakbola dari akar. Erick berharap langkah ini jadi awal sejarah baru dalam tata kelola olahraga nasional.