TODAYNEWS.ID — Massa aksi dari berbagai elemen yang mengatasnamakan mahasiswa berkumpul di depan Gedung DPR RI. Mereka menyampaikan berbagai aspirasi dari mobil komando masing-masing.
Kelompok pertama datang dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Kemudian disusul Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara.
Setiap elemen aksi menggunakan mobil komando sendiri. Dari atas mobil tersebut, mereka menyuarakan tuntutan yang berbeda.
Puluhan orang terlihat memenuhi depan Gedung DPR sejak siang. Mereka bergerak sambil membawa bendera organisasi masing-masing dan spanduk aspirasi.
Di bawah terik matahari, orator saling terus bergantian menyuarakan tuntutan. Mereka menegaskan aksi dilakukan secara damai namun penuh semangat.
Salah satu isu yang diangkat adalah dugaan tindakan represif aparat. Massa menyoroti insiden yang menewaskan seorang driver ojek online.
“Seorang ojol tewas karena dilindas mobil rantis kepolisian. Ini bentuk tindakan brutal yang tidak bisa dibenarkan,” kata seorang orator dari atas mobil komando.
Mahasiswa menyebut kasus tersebut sebagai bukti lemahnya kontrol aparat. Mereka meminta DPR ikut mengawasi agar peristiwa serupa tidak terulang.
Beberapa yel-yel juga dikumandangkan dari mobil komando. Meski berbeda organisasi, ketiga kelompok menegaskan mereka satu suara dalam membela kepentingan rakyat.
Mereka menolak segala bentuk kekerasan aparat terhadap masyarakat sipil. Mereka juga mengkritik DPR yang punya tunjangan jumbo di tengah kondisi masyarakat yang sulit.
“Persatuan mahasiswa adalah kekuatan moral bangsa. Kami berdiri di sini untuk menolak penindasan,” ujar perwakilan GMNI dalam orasinya.
Sejumlah aparat kepolisian tampak berjaga di sekitar Gedung DPR. Mereka membuat barikade untuk mengantisipasi membludaknya massa aksi.
Mahasiswa berkomitmen melanjutkan aksi hingga tuntutan didengar. “Kami akan tetap di sini sampai DPR merespons suara rakyat,” tegas seorang peserta dari BEM Nusantara.