TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin buka suara terkait ledakan pemusnahan amunisi yang telah menewaskan belasan orang di kawasan daerah Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dalam keterangannya, sosok pria yang akrab disapa TB Hasan itu meminta pihak pemerintah segera melakukan investigasi dan agenda evaluasi terkait tata cara prosedur pemusnahan amunisi tersebut.
Ia menilai, peristiwa tragis itu harus menjadi pembelajaran bagi seluruh petugas pemusnahan amunisi lantaran dianggap telah lalai dalam menjalankan prosedur tetap.
Selain itu, TB Hasan juga meminta maap dan menyampaikan duka atas adanya korban luka-luka dan wafat akibat peristiwa ledakan dari pemusnahan amunisi tersebut.
“Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” kata Hasanuddin di Jakarta, Senin (12/5/2025).
Di sisi lain, TB menilai penentuan lokasi pemusnahan yang digelar di wilayah pantai sebetulnya sudah sesuai dengan ketentuan namun pihak petugas ditengarai tidak ketar untuk menutup akses lokasi sehingga masih ada masyarakat yang berada dilokasi tersebut.
Atas dasar itu, TB Hasan meminta peristiwa itu dijadikan proses pembelajaran bagi para petugas agar kedepannya dapat melakukan pengawasan secara ketat untuk mencegah adanya warga sipil di dekat area peledakan.
Pria yang pernah menjabat Mayor Jendral TNI itu menilai bahwa amunisi yang kadaluwarsa secara teknis tidak stabil sehingga ketika di ledakan tidak semuanya akan meledak serentak.
Faktor itulah kemudian, lanjut TB Hasan yang menjadi salah satu penyebab munculnya ledakan yang tak terduga hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil.
TB Hasan menambahkan, peristiwa ledakan yang sebabkan korban jiwa itu harus menjadi pembelajaran sekaligus tamparan keras bagi petugas agar kedepan lebih hati-hati dalam menjalankan tugas.
“Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal,” tutup TB Hasan.
Sebagai informasi, TNI juga telah mengkonfirmasi bahwa terdapat 13 orang telah menjadi korban dan 4 diantaranya merupakan anggota TNI meninggal dunia imbas dari ledakan amunisi tersebut.
Adapun korban jiwa yang telah meninggal di tempat kemudian di evaluasi langsung menuju RSUD Pameungpeuk untuk autopsi dan pemulasaraan jenazah. (GIB)