TODAYNEWS.ID – Pasca Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap dugaan pengoplosan terhadap ratusan merek beras medium dan premium menuai banyak komentar warga.
Apalagi, Kementan menyebut sejumlah merek tertentu, yang membuat sebagian warga menghentikan konsumsi merek-merek beras yang disebut dalam temuan tersebut.
Salah satu warga asal Rembang yang berdomisili di Kota Semarang, Yoga mengaku takut setelah mendengar kabar adanya beras oplosan.
“Takut kalau ternyata beras yang saya konsumsi itu oplosan, nanti bisa kena penyakit dalam. Penyakit seperti itu kan sulit disembuhkan, butuh biaya besar, bahkan bisa sampai puluhan atau ratusan juta,” kata Yoga, Rabu (16/7/2025).
Ketakutannya membuat dirinya ragu untuk membeli beras yang ada di pasaran. Bahkan dirinya sampai berhenti untuk mengonsumsi merek-merek beras yang disebutkan oleh Kementan.
“Bingung. Mau beli beras seperti apa? Saya sekarang nunggu informasi resmi dari pemerintah saja. Demi keselamatan,” ujarnya.
Warga Gunungpati Kota Semarang, Prahayuda justru menanggapi adanya isu tersebut dengan sudut pandang yang berbeda. Ia mengaku tidak terlalu khawatir akan risiko kesehatan, namun merasa dirugikan secara ekonomi.
“Kalau khawatir keracunan tidak, cuma rugi saja. Beli beras harga premium tapi dapat kualitas biasa,” ujarnya.
Bahkan, ia mengungkap pernah membeli salah satu merek beras yang belakangan disebut oleh Kementan. Menurutnya, beras tersebut cepat basi sehingga ia langsung mengganti merek lain.
“Pernah beli salah satu merek yang disebut Kementan. Tapi cepat basi, terus aku ganti merek lainnya. Cuman saya nggak tahu itu masuk yang dioplos apa nggak,” bebernya.
Dia juga mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap produsen beras yang terbukti melakukan praktik pengoplosan.
“Penjarakan pemilik merek-merek tersebut,” tegasnya.
Di sisi lain, Yuda juga menyoroti fakta bahwa meskipun panen raya telah berlangsung di berbagai wilayah Indonesia, harga beras masih tetap tinggi. Ia menduga hal ini ada kaitannya dengan praktik pengoplosan.
“Aneh, panen raya hampir seluruh wilayah Indonesia, tapi kok harga beras naik. Mungkin ini jawabannya, ternyata buat ngoplos yang premium,” terangnya.
Berikut daftar sejumlah merek beras yang diungkap Kementerian Pertanian RI (Kementan) diduga telah dioplos, di antaranya adalah:
Wilmar Group (sample dari Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, Yogyakarta)
– Sania
– Sovia
– Fortune
– Siip
PT Food Station Tjipinang Jaya (sample dari Sulsel, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh)
– Alfamidi Setra Pulen
– Beras Premium Setra Ramos
– Beras Pulen Wangi
– Food Station
– Ramos Premium
– Setra Pulen
– Setra Ramos
PT Belitang Panen Raya (sampel dari Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh, Jabodetabek)
– Raja Platinum
– Raja Ultima
PT Unifood Candi Indonesia (sampel dari Jabodetabek, Jawa Tengah, Sulsel, Jawa Barat)
– Larisst
– Leezaat
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (sampel dari Jawa Tengah, Lampung)
– Topi Koki
PT Bintang Terang Lestari Abadi (sampel dari Sumatera Utara, Aceh)
– Elephas Maximus
– Slyp Hummer
PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group) (sampel dari Yogyakarta, Jabodetabek)
– Ayana
PT Subur Jaya Indotama (sampel dari Lampung)
– Dua Koki
– Beras Subur Jaya
CV Bumi Jaya Sejati (sampel dari Lampung)
– Raja Udang
– Kakak Adik
PT Jaya Utama Santikah (sampel dari Jabodetabek)
– Pandan Wangi BMW Citra
– Kepala Pandan Wangi
– Medium Pandan Wangi
Tidak ada komentar