TODAYNEWS.ID – Puluhan orang warga Dusun Bawang dan Pringamba, Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan. Kabupaten Banjarnegara, akhirnya bisa terlepas dari bayang-bayang bencana tanah longsor. Mereka mendapat bantuan relokasi rumah di tempat yang lebih aman dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Relokasi dilakukan sekitar satu kilometer dari lokasi lama, ke area yang dinilai stabil dan jauh dari tebing rawan longsor. Di tempat baru itu, Pemprov Jateng membangun 29 unit rumah di APBD, dan tujuh unit lainnya dari APBD perubahan 2025.
Puluhan unit hunian dengan konsep Rumah Susun Panel Instan (Ruspin), rumah tahan gempa. Tak sekadar tempat tinggal, kompleks relokasi tersebut juga didesain menyerupai kompleks perumahan modern, dengan jalan lingkungan yang rapi, drainase tertata, serta area terbuka yang bisa dimanfaatkan warga untuk beraktivitas bersama.
“Saya tidak pernah menyangka bisa punya rumah yang aman dari bencana tanah gerak dan longsor,” kata Karsiyem, salah satu penerima manfaat.
Punya rumah yang aman memang sudah menjadi impiannya bersama keluarga. Selama ini, kehidupannya selalu dihantui rasa takut dan khawatir akan ancaman tanah longsor.
“Dulu, kalau musim hujan tidak bisa tidur karena khawatir kena longsor. Apalagi, rumah saya di Dusun Pringamba sudah rusak parah,” ceritanya.
Namun, upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merelokasi sekaligus memberi bantuan rumah, membuat Karsiyem dan para korban terdampak lainnya senang.
“Sekarang tidur rasanya tenang, sudah tidak was-was setiap hujan turun. Rasanya senang banget,” imbuhnya.
Begitu pula dengan Sutoyo, penerima manfaat yang lain mengaku, bantuan rumah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mampu menjawab semua keresahan hidup di antara ancaman longsor.
“Saya sudah lama ingin pindah cari hunian yang lebih aman. Tapi karena tidak punya uang, jadi harus bertahan di situ,” papar warga Dusun Bawang tersebut.
Sutoyo menceritakan, kondisi dusun tempat tinggalnya mengalami tanah gerak, dan kerap terjadi longsor sejak lebih dari tujuh tahun lalu.
“Itu banyak rumah yang dindingnya retak karena tanah gerak. Dan kalau musim hujan longsor,” ungkapnya.
Dari ceritanya itu, Sutoyo sangat bersyukur menjadi bagian warga yang mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi. Kini, rumah yang baru sudah hampir selesai di lahan yang lebih aman.
“Senang sekali bisa dibantu sama pemerintah. Punya rumah yang jauh lebih aman. Jadi tenang tidak khawatir lagi,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan mengatakan, program bantuan rumah tersebut merupakan bagian dari upaya Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dalam memperkuat mitigasi bencana.
“Kami memiliki pembangunan rumah apung, dan kami juga melakukan relokasi dampak bencana lain, yakni tanah gerak, di Desa Aribaya. Di sana kita relokasi bekerja sama dengan pemda setempat ada 29 KK bertempat secara komunal. Dan lokasinya sudah dilakukan kajian, dan dapat ditempati hunian,” ujarnya.
Boedyo menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki sejumlah program untuk perumahan penanganan kebencaaan.
“Di tahun 2025 ada total 270 unit untuk penanganan akibat bencana. Ada yang relokasi, pembangunan baru dan juga RTLH,” pungkasnya.