x

Banjir dan Longsor Melanda Sumatera, Walhi Soroti Kerusakan Lingkungan sebagai Pemicu

waktu baca 2 menit
Kamis, 27 Nov 2025 19:10 4 Afrizal Ilmi

TODAYNEWS.ID — Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dalam beberapa hari terakhir. Guyuran hujan ekstrem menjadi salah satu pemicu bencana yang meluas ini.

Di Sumatera Utara, banjir dan longsor berdampak pada 13 kabupaten/kota. Pusdalops PB Sumut melaporkan hingga Rabu (26/11/2025) malam, terdapat 34 korban meninggal dunia.

Sumatera Barat juga mencatatkan bencana serupa yang meluas ke 13 kabupaten/kota. Menurut BPBD Sumbar, sembilan orang menjadi korban jiwa hingga Kamis siang.

Di Aceh, banjir merendam 20 dari 23 kabupaten/kota. BPBA menyebut bencana tersebut telah menelan 13 korban jiwa.

Walhi Sumatera Utara menyoroti kondisi banjir terutama di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, dan Kota Sibolga. Mereka merilis pernyataan resmi mengenai faktor-faktor penyebab bencana.

Menurut Walhi Sumut, banjir tidak hanya terjadi akibat hujan deras. Kerusakan lingkungan menjadi faktor signifikan yang memperburuk kondisi di lapangan.

“Saat banjir tiba terlihat banyak kayu-kayu terbawa air dan jika melihat dari teknologi misalnya citra satelit, dapat dilihat kondisi hutan yang gundul di sekitar lokasi bencana,” tulis Walhi. Mereka menilai campur tangan manusia turut menyumbang terjadinya bencana.

Walhi menyebut bencana yang terjadi kini berubah menjadi bencana ekologis. “Dalam kondisi inilah bencana tidak hanya dikaitkan dengan keadaan alam secara murni, akan tetapi menjelma menjadi bencana ekologis,” lanjut mereka.

Kerusakan lingkungan juga dikaitkan dengan aktivitas perusahaan tambang di ekosistem Batang Toru. Walhi menuding deforestasi di kawasan tersebut sulit dibendung karena adanya izin resmi dari pemerintah.

“Laju deforestasi di wilayah ini sulit dibendung karena perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di ekosistem batang toru melakukan penebangan pohon dengan berlindung dibalik izin yang dikeluarkan pemerintah,” tulis Walhi. Situasi ini dinilai meningkatkan risiko bencana setiap tahun.

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Sumut, Jaka Kelana Damanik, menyebut sebagian besar wilayah Sumut masuk kategori risiko tinggi. Hal itu merujuk pada kajian risiko bencana nasional Provinsi Sumut tahun 2022–2026.

“Potensi bencana banjir bandang dan tanah longsor dapat terjadi di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara,” tulis Walhi. Mereka menyebut hanya Kabupaten Samosir yang masuk kategori risiko rendah.

Di sisi lain, cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis juga memperburuk kondisi di Sumatera. Beberapa wilayah terdampak hujan intens akibat Siklon Tropis Senyar atau Bibit Siklon Tropis 95B.

Siklon tersebut berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh. “Dampaknya dalam satu minggu terakhir wilayah Sumatera Utara dilanda hujan setiap hari,” kata Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho, Rabu (26/11/2025).

 

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

7 hours ago
8 hours ago
9 hours ago
10 hours ago

LAINNYA
x
x