Rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (Foto: Istimewa)TODAYNEWS.ID – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa angka perceraian di Indonesia terus mengalami penurunan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal itu disampaikan Menag dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
“Berdasarkan data BPS jumlah kasus perceraian nasional terus menunjukan tren penurunan yang signifikan,” kata Nasaruddin di ruang rapat Komisi VIII DPR.
Menag memaparkan, dari data tersebut tercatat bahwa pada tahun 2023 kasus perceraian berada pada angka 463.654 kasus.
Sementara pada tahun 2024, angka perceraian yang terjadi di Indonesia hanya 394.608 kasus, sehingga otomatis terjadi tren penurunan angka perceraian.
“Pada tahun 2023 tercatat 463.654 kasus, menurun menjadi 10,2 persen dibandingkan sebelumnya. Pada tahun 2024, angka tersebut kembali turun menjadi 394.608 kasus atau turun 14,9 persen dari 2023,” paparnya.
Dalam rapat tersebut, Nasaruddin juga menyinggung soal bimbingan perkawinan (Bimwin) yang dinilai sudah berjalan secara menyeluruh di setiap wilayah.
“Penurunan 2 tahun berturut-turut ini beriringan dengan peningkatan cakupan pelaksanaan bimbingan perkawinan yang merata di seluruh Indonesia,” ujarnya.
“Program Bimwin bagi calon pengantin telah menjadi program wajib bagi setiap pasangan calon pengantin sebelum melangsungkan pernikahan,” lanjutnya.
Menag menjelaskan bahwa program tersebut digalakkan kementeriannya untuk menjaga mental dan memastikan bahwa kesiapan calon pengantin untuk mengarungi hidup berumah tangga.
“Program ini berfokus pada penguatan kesiapan mental spiritual dan sosial pasangan di dalam membangun keluarga sakinah, mawadah dan warahmah,” tuturnya.
Menurutnya program Bimwin ini juga telah berhasil menurunkan angka perceraian di Indonesia serta menjaga kelangsungan hidup rumah tangga bagi para pasangan yang telah melangsungkan pernikahan.
“Selain itu, hasil evaluasi lapangan Juga menunjukan 86 persen peserta Bimwin merasa program ini membantu mereka itu memahami peran dan tanggung jawab dalam rumah tangga, serta meningkatkan kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik keluarga sejak awal pernikahan,” pungkasnya.