Tunggal putra Indonesia, Moh Zaki Ubaidillah, berhasil melangkah ke babak 16 besar Korea Masters 2025. (Dok. PBSI)TODAYNEWS.ID — Tunggal putra Indonesia, Moh Zaki Ubaidillah, berhasil melangkah ke babak 16 besar Korea Masters 2025. Ia menumbangkan wakil China Taipei, Huang Ping-Hsein, dengan kemenangan dua gim langsung.
Zaki menang dengan skor 21-11, 21-16 dalam pertandingan berdurasi 35 menit di lapangan 2 Wonkwang University Cultural and Sports Center, Korea Selatan, Rabu (5/11/2025). Hasil ini memastikan langkahnya berlanjut ke fase berikutnya.
“Alhamdulillah bisa bermain dengan baik hari ini. Di awal cukup ketat tapi saya langsung mengubah tempo dengan bermain lebih lambat dan itu membuat lawan tidak nyaman,” ujar Zaki usai laga.
Pada gim pertama, Zaki langsung unggul 1-0 lewat pukulan menyilang. Setelah sempat disamakan 1-1, ia memanfaatkan dua kesalahan lawan dan menutup interval dengan keunggulan 11-5.
Usai jeda, Zaki tetap memegang kendali permainan dan menambah tiga poin beruntun menjadi 14-8. Menjelang akhir gim, ia meraih enam poin tanpa balas untuk menutup gim pertama 21-11.
Memasuki gim kedua, dominasi Zaki berlanjut setelah enam kesalahan beruntun Huang membuatnya unggul 6-0. Pemain asal Indonesia itu terus menjaga keunggulan hingga interval 11-4.
Huang sempat memperkecil jarak menjadi 11-7, namun Zaki tetap tampil tenang dan menyelesaikan laga dengan kemenangan 21-16. Kemenangan ini menjadi modal berharga untuk melangkah lebih jauh di turnamen Super 300 tersebut.
“Pertandingan pertama pasti tidak mudah, tadi saya fokus ke cara bermain dulu. Di sini saya berharap bisa masuk semifinal dulu,” tutup Zaki.
Sementara itu, nasib berbeda dialami ganda campuran Indonesia, Marwan Faza/Aisyah Salsabila Putri Pranata. Pasangan muda itu harus tersingkir di babak 32 besar setelah kalah dari wakil tuan rumah, Wang Chan/Kim Yu Jung.
Bertanding di lokasi yang sama, Marwan/Aisyah kalah dalam duel tiga gim dengan skor 17-21, 21-15, 13-21. Mereka sempat memimpin di beberapa momen, namun kehilangan konsistensi di poin-poin krusial.
“Di pertandingan hari ini sayangnya memang di gim pertama ya. Kami sudah punya momentum dengan keunggulan tapi posisinya berbalik,” kata Marwan.
Menurutnya, kurangnya variasi pukulan menjadi salah satu faktor utama kekalahan mereka. “Kami kurang variasi pukulan, mainnya monoton. Ini yang menjadi kekurangan di pertandingan tadi,” tambahnya.
Aisyah juga mengakui timnya gagal keluar dari tekanan lawan sepanjang laga. Ia menilai aspek stamina dan pola permainan perlu ditingkatkan untuk menghadapi level Super 300.
“Kami tadi tidak bisa keluar dari tekanan sehingga permainan tidak bisa maksimal. Di Super 300 ini secara tenaga dan stamina kami harus diperkuat lagi, dari variasi pola dan pukulan harus ditambah juga,” ujar Aisyah.