Peristiwa tanah longsor terjadi pada Rabu (22/10) pukul 12.00 WIB di Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, fasilitas umum, dan infrastruktur jalan di beberapa desa. Foto: BPBD kabupaten Blitar TODAYNEWS.ID – Memasuki pekan ketiga bulan Oktober, sejumlah bencana terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat berbagai peristiwa yang terjadi hingga Kamis (23/10) pukul 07.00 WIB.
Laporan pertama mencatat peristiwa angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Kejadian ini terjadi bersamaan dengan hujan deras pada Rabu (22/10) sekitar pukul 10.30 WIB.
“Lokasi terdampak berada di Jalan Bandung–Subang, Kecamatan Ciater,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).
Akibat peristiwa ini, dua orang meninggal dunia atas nama Waway (36) dan Raka (20). BPBD Kabupaten Subang bersama tim gabungan telah melakukan evakuasi korban, koordinasi, serta pembersihan material puing rumah roboh.
Berikutnya, di Provinsi Jawa Timur, peristiwa tanah longsor terjadi pada Rabu (22/10) pukul 12.00 WIB di Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
“Longsor mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, fasilitas umum, dan infrastruktur jalan di beberapa desa,” ujar dia.
Sebanyak satu Kepala Keluarga (KK) terdampak, dan tiga orang mengalami luka-luka. Selain itu, satu jalur penghubung antar desa terputus tanpa jalan alternatif.
“Saat ini BPBD Kabupaten Blitar bersama unsur Forkopimda melakukan penanganan dan asesmen di lapangan,” kata dia.
Sementara itu, di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terjadi banjir luapan yang menyebabkan satu pengendara motor hanyut terseret arus.
“Peristiwa ini terjadi di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, pada Rabu (22/10) sekitar pukul 12.50 WIB,” kata dia.
“BPBD setempat berhasil mengevakuasi korban dalam kondisi selamat. Kondisi terkini, banjir luapan di wilayah Desa Warugunung telah surut total,” tambah dia.
Selain tiga kejadian baru tersebut, BNPB juga memantau perkembangan empat kejadian sebelumnya yang kini diperbarui kondisinya.
Berdasarkan laporan terbaru dari lapangan, angin kencang yang melanda Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, menyebabkan lima orang luka-luka.
“Seluruh korban telah dievakuasi ke Puskesmas Batealit dan mendapat penanganan medis,” ujar dia.
Selanjutnya, banjir di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, berdampak pada sekitar 305 KK atau 993 jiwa. Satu orang meninggal dunia dan 305 unit rumah terdampak.
“Kondisi terkini, debit air sungai meningkat dan hujan masih berlangsung,” kata dia.
Kemudian, banjir di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, berdampak pada 1.529 unit rumah warga, 10 hektar lahan perkebunan, dan 135 jiwa mengungsi. Berdasarkan laporan terkini, genangan air masih terlihat di wilayah terdampak.
“Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan serta pemantauan penyakit yang berpotensi muncul selama banjir,” ucap dia.
Berikutnya, banjir di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, berdampak pada 1.776 KK. Kondisi terkini, satu desa masih terendam dengan ketinggian muka air 30–60 sentimeter.
“Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya telah menetapkan SK Tanggap Darurat Banjir Nomor 300.2/250/2025, berlaku sejak 20 Oktober hingga 2 November 2025,” kata dia.
Menyikapi meningkatnya kejadian bencana di sejumlah daerah yang didominasi cuaca ekstrem, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, maupun pohon tumbang.
Kesiapsiagaan diperlukan agar masyarakat siap menghadapi tidak hanya potensi bahaya hidrometeorologi basah, tetapi juga hidrometeorologi kering.
Warga yang tinggal di bantaran sungai diimbau untuk memantau ketinggian air secara berkala.
“Jika terjadi hujan berintensitas tinggi dalam waktu lama, segera lakukan evakuasi mandiri, kenali jalur evakuasi, dan selalu memperbarui informasi cuaca dari lembaga resmi,”