TODAYNEWS.ID — Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim hingga kini masih menjalani pembantaran atau penangguhan penahanan oleh Kejaksaan Agung. Alasan pembantaran karena ia masih dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi ambeien.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, membenarkan hal tersebut. “Yang bersangkutan masih dibantar,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Selama menjalani pembantaran, Nadiem dijaga ketat oleh aparat. Setidaknya ada enam orang petugas yang bergantian mengawalnya.
“Kurang lebih hampir enam orang bergantian secara simultan. Jadi, pagi sampai malam dijaga dua orang secara bergantian,” jelas Anang.
Ia menambahkan, meski dirawat di rumah sakit, tangan Nadiem tetap dalam kondisi diborgol. Hal ini sesuai aturan yang berlaku dan mempertimbangkan situasi.
Terkait kapan pembantaran berakhir, Anang menegaskan keputusan bergantung pada hasil medis. Dokter yang menangani akan menentukan apakah Nadiem sudah bisa dipindahkan.
“Kami sangat tergantung kepada hasil dari medis, dari dokter yang menangani, apakah yang bersangkutan sudah bisa dipindahkan atau masih butuh perawatan karena itu menyangkut hak juga,” ucapnya.
Diketahui, Nadiem telah menjalani operasi sekitar dua pekan lalu di sebuah rumah sakit pemerintah. Namun, detail penyakitnya tidak dijelaskan lebih lanjut.
Anang hanya mengisyaratkan operasi dilakukan karena sakit ambeien. Ia enggan membeberkan kondisi medis lainnya dari mantan menteri itu.
Kasus ini sendiri terkait dugaan korupsi program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek periode 2019–2022. Kejagung telah menetapkan lima orang tersangka.
Mereka adalah Jurist Tan, mantan staf khusus Mendikbudristek periode 2020–2024, dan Ibrahim Arief, eks konsultan teknologi. Selain itu ada Sri Wahyuningsih, pejabat Direktorat SD pada 2020–2021.
Tersangka lainnya yakni Mulyatsyah, mantan Direktur SMP periode 2020–2021. Nama terakhir yang ditetapkan adalah Nadiem Makarim.
Dengan pembantaran yang masih berlangsung, status penahanan Nadiem bergantung penuh pada hasil pemeriksaan medis. Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan mantan pejabat tingkat menteri.
37 menit lalu
https://shorturl.fm/8kpES