TODAYNEWS.ID — Iran kembali menggempur wilayah Israel dalam gelombang ke-12 Operasi Janji Sejati 3. Rudal berat Sejjil dan Khorramshahr disebut menjadi bagian dari serangan yang mengguncang pertahanan udara Israel.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebut rudal Sejjil sebagai senjata kunci dalam serangan dua tahap. Ini merupakan kali pertama Iran menggunakan rudal balistik jarak menengah ultra-berat itu untuk menghantam Israel.
“Wilayah udara di atas wilayah pendudukan terbuka untuk rudal dan drone kami,” demikian pernyataan IRGC. Mereka juga menegaskan bahwa serangan rudal akan terus berlanjut dan bersifat presisi.
Sejjil dikenal mampu menjangkau 2.000 hingga 4.000 kilometer dan membawa muatan 700 kilogram. Rudal berbahan bakar padat ini dinilai lebih sulit dideteksi dan diantisipasi oleh sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome.
Menurut IRGC, rudal ini menjadi simbol teknologi militer Iran. Peluncurannya dari berbagai provinsi di Iran memperkuat sinyal kemampuan serangan langsung tanpa perantara dari proksi regional.
Israel dikabarkan menyalakan sirene di Tel Aviv, Bat Yam, hingga Ramat Gan setelah serangan dimulai. Radio militer menyebut rudal yang menghantam Gush Dan sangat besar dan melebihi perkiraan awal.
“Saat ini langit di atas wilayah pendudukan terbuka lebar bagi rudal dan drone Iran,” kata IRGC dalam peringatan langsungnya kepada warga Israel. Mereka memperingatkan bahwa “sirene tidak akan berhenti, bahkan untuk satu saat pun.”
IRGC mengklaim markas Mossad dan Aman hingga pangkalan udara Israel menjadi target. Mereka memperingatkan bahwa warga harus memilih “antara kehidupan di bunker atau meninggalkan wilayah pendudukan.”
Selain Sejjil dan Khorramshahr, Iran juga mengaku menembakkan rudal hipersonik Fattah 1. Rudal itu diklaim bisa melampaui kecepatan Mach 5 dan menghindari sistem pertahanan modern.
Namun, klaim hipersonik ini masih diperdebatkan oleh para ahli pertahanan. “Iran tidak memiliki kapasitas untuk memproduksinya,” kata Jack Watling dari Royal United Services Institute.
Menurut Watling, rudal hipersonik sejati harus bisa mengubah lintasan dan terbang lebih rendah dari radar. Hal itu membuatnya lebih sulit dicegat ketimbang rudal balistik biasa.
Meski belum ada konfirmasi kerusakan besar dari pihak Israel, operasi Iran menunjukkan eskalasi berbahaya. Ketegangan meningkat dan Israel kemungkinan besar harus menyesuaikan strategi pertahanannya ke depan.
Tidak ada komentar